Title : (Chaptered) Everyone Love Her 19
Author: https://www.facebook.com/sofie.fasya.06?ref=tn_tnmn (facebook), @fiefasya (Twitter), sofie_fasya_ (Instagram)
Genre: Yuri, romance, etc.
Main cast: Tiffany Hwang, Jessica Jung, Kim taeyeon, Kwon Yuri
Support cast: Find your self
Note : cerita ini bergenre yuri. Ini hanya untuk hiburan semata, bagi yang tidak menyukainya.. silahkan tinggalkan ff ini XD
***
Author pov
Kini semua orang pejalan kaki tengah menaruh perhatiannya pada jessica dan yuri. dalam hatinya, jessica tak berhenti merutuki yuri.
“ Yuri pabo! Pabo! Pabo! “ batin jessica. “ Sica~ah.. “. Yuri masih diam dimotornya, keringat dingin membasahi pelipisnya. Perasaan dan bayangan tentang sica begitu campur aduk dipikirannya, jantungnya berdegup sangat cepat. pikiranya dipenuhi dengan sikap apa yang akan perawat jung ambil padanya. Antara tak menanggapinya atau bahkan, mendapatkan tamparan lagi tepat diwajahnya membuatnya bergidik ngeri.
“ Sica~ah”. sekali lagi, yuri memanggil jessica yang masih diam ditempat dan membelakanginya. “ Heii.. nona, seseorang memanggilmu “. Seorang ahjumma, menepuk bahu jessica. hal itu, menyadarkan jessica kembali pada kenyataan bahwa yuri pabonya masih terus mengejar dirinya. “ Tolong terima maafku, sica! “. Yuri sedikit berteriak agar terdengar oleh pemilik ice glare itu. “ Tidakkah kau meaafkannya nona? Dia sudah berjuang untuk itu “. Dan lagi, seorang ahjussi melewati jessica dan mengatakan hal itu. jessica tak bergeming, dirinya juga dibingungkan. Disisi lain, jessica masih benar-benar marah pada yuri tapi dirinya tak ingin kalau harus terus dipandang seperti tak punya hati oleh orang-orang. Semua orang kini, benar-benar tengah membicarakan kedua orang tersebut. Terlebih jessica, hingga akhirnya jessica harus menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkanya perlahan. Dia membalikkan tubuhnya membuat mata mereka bertemu.
“ Maafkan aku, sica~ah.. “. Yuri menundukkan kepalanya, bibirnya terus bergumam meminta maaf. “ Yahh nona, maafkan dia. Kau jahat sekali “. Beberapa orang mencibir jessica yang terlalu dingin dan terlihat tak berperasaan. Jessica tak menanggapi cibiran orang-orang, ia berjalan menghampiri yuri. perasaan yuri pun, semakin berantakan. Jantungnya benar-benar akan terlepas dari tempatnya kalau jessica benar-benar berdiri dihadapannya. dirinya merasakan ketegangan yang hebat. Hellsica sudah terlihat olehnya. Dalam hatinya, yuri banyak berdoa agar diberi kekuatan untuk bisa menatapnya lebih dekat. Menerima semua perlakuan yang akan ia dapat dari orang dingin dihadapannya ini. “ Apa kau bodoh? Bisakah kau tak melakukannya dimuka umum ini? Aisshh.. “. Jessica berbisik dengan nadanya yang frustasi, membuat yuri mendongakkan kepalanya bingung. “ Tak ada lagi yang bisa aku lakukan, aku hanya ingin meminta maaf padamu. Dan kau bisa memaafkanku “. Dengan bibir yang bergetar, yuri berusaha keras untuk terus memperjuangkan keinginan meminta maaf pada jessica. “ Arrasseo, arrasseo! Aku memaafkanmu! Kau puas??? “. Jessica berucap kesal sambil memutar bola matanya. Ucapan jessica ini membuat yuri menganga tak menyangka. Bayangan dirinya ditinggalkan atau ditampar hilang begitu saja, yang kini didengar dan dirasakannya adalah jessica telah memaafkan semua sikapnya kemarin. Semua orang pejalan kaki yang masih setia menaruh perhatiannya pada kedua yeoja ini, seketika bertepuk tangan. Menyadarkan keduanya, bahwa mereka masih berada dijalanan dengan beribu-ribu orang. “ Apa aku tak salah dengar? Kau memaafkanku, sica? “. Sekali lagi, yuri meyakini dirinya sendiri. dan dengan lemas jessica mengangguk sambil mengerucutkan bibirnya. “ Kalian!! Terimakasih!! “ yuri berteriak girang kepada beberapa orang dijalanan sambil melebarkan kedua tangannya. Tertawa puas dan bahagia. “ Hahaha.. gomawo sica!!! “. Yuri memeluk jessica, membuat jessica terkejut dan segera melepaskannya. “ Kau pikir dengan aku memaafkanmu, kau boleh memelukku?? Pergilah, aku harus bekerja “. Jessica membalikkan tubuhnya dan mencoba untuk meninggalkan yuri, tetapi yuri menahannya. “ Heii.. ice princess.. dinginmu itu benar-benar melebihi sooyeon. Maafkan aku soal tadi.. “. Jessica menoleh, menajamkan matanya. Memberikan ice glare yang mematikan, membuat yuri segera melepaskan tangannya dari jessica. “ Arro, arro.. pergilah dan gomawo atas jawabanmuuu “. Yuri tersenyum senang. Tak lama kemudian, beberapa orang menghampiri mereka. cahaya blitz menyilaukan penglihatan keduanya, jessica yang bingung memilih mencoba untuk menutupi wajahnya. Jessica mencoba melewati paparazi disekitarnya. Yuri baru sadar bahwa tindakannya saat ini tidak tepat dan lagi, dia sadar kalau dia sangat terkenal dikorea. Ia turun dari mogenya, meraih tangan jessica. menariknya hingga jessica tak dapat memilih selain mengikuti langkah yuri yang sedikit lebar hingga sampai didepan mogenya. “ Naiklah, ppali!! Kita tak bisa lama-lama disini “. Yuri berbisik dan menggendong jessica untuk naik mogenya. Hal itu semakin membuat paparazi saling memburu moment mereka, berbagai pertanyaan sedari tadi muncul pada mereka. setelah jessica duduk diatas mogenya, giliran yuri yang naik dan segera menyalakan mesin mogenya. Digunakan helm ninjanya pada jessica, lalu segera meninggalkan para wartawan sekilat yang mogenya bisa. “ Pabo! Bisakah kau kurangi kecepatanmu?! Aku takut! “. Jessica berteriak histeris sambil menepuk bahu yuri kesal, membuat yuri terkekeh. “ Jika kau takut, pegang erat-erat “. Yuri menarik lengan jessica hingga melingkar sempurna diperutnya. Membuat jessica gugup dengan wajahnya yang memerah, sedangkan yuri tersenyum senang.
***
“ Tiffany-ssi.. aku membawakan makanaaaannn.. “. Sooyoung menghampiri tiffany girang yang masih nyaman berada disofanya sambil menatap layar tab ditangannya. Tiffany menoleh dan tersenyum. “ Kau sudah mengantarkan sunny, soo? “. Tiffany memijat kecil pelipisnya. “ Ne dan kami membelikan sarapan untukmu “. Sooyoung duduk disamping tiffany sambil mengeluarkan makanan yang ia dan sunny belikan. “ Kami? “. Tiffany mencoba mengulang kembali ucapan sooyoung. Sooyoung terdiam gugup, menghentikan gerak tangannya yang belum selesai mengeluarkan semua makanannya. “ Apa kalian sudah meresmikannya? “. Tiffany bertanya menggoda, membuat sooyoung gugup. tak bisa berkata apa-apa.. “ A-aa-h.. i-it-tu.. “. Sooyoung tergagap. “ Ahh itu? bilang saja iya! Kalian ini lucu sekali! “. Tiffany tertawa sambil menepuk kedua tangannya girang membuat wajah sooyoung memerah. “ Bagaimana kau tau? “ sooyoung menatap intens mata tiffany. “ Semalam, ketika dia tidur tak sengaja dompetnya terlantar dilantai. Dan aku menemukan foto kalian yang terpampang disana. cukup romantis “. Tiffany menggoda sooyoung, membuat sooyoung semakin terlihat seperti tomat. “ Ckck.. bagaimana dia bisa begitu sembarangan menyimpan barang-barangnya “. Sooyoung bergumam namun, tetap terdengar oleh tiffany. Tiffany terkekeh dan kembali melayangkan pertanyaan “ Katakan padaku, sejak kapan kalian seperti ini? “. Sooyoung kembali terkesiap dengan pertanyaan tiffany. “ Sejak..- s-sejak. Maksudku, sepulang dari amerika. Sepulang dari amerika ini, kami sering menghabiskan waktu bersama karna aku sudah berjanji untuk membantu latihan aktingnya. Yaa.. mungkin kau akan tau, selanjutnya seperti apa “. Sooyoung menundukkan kepalanya, malu. Tiffany kembali bertepuk tangan dan tertawa senang. Matanya hampir saja hilang jika tak segera menyudahi tawanya ketika pintu lift ruangannya terbuka.
“ Ohh.. kau ada disini “. Sooyoung beranjak dari tempatnya, begitu melihat jessica yang sudah berada diruangan tiffany. Sedangkan, tiffany memilih untuk kembali meraih tabnya. Sikap tiffany membuat jessica mengerutkan keningnya. “ Ne, aku dengar fany tidak pulang. Jadi aku kemari “. Jessica menanggapi sooyoung. “ Kalau begitu, apa kau sudah sarapan? Aku baru saja membeli makanan bersama sunkyu pagi ini “. Sooyoung terlihat begitu girang. “ Kau sudah meresmikannya?? “. Jessica memperlihatkan kepenasarannya dan segera mendapat anggukan yang mantap dari sooyoung. “ Wuahhh selamat yaa “. Jessica memeluk sooyoung erat. Membuat tiffany yang sebelumnya dingin menanggapi kehadiran jessica, kini terlihat kesal dengan apa yang ia lihat dihadapannya. membuat jessica terkekeh dibalik pelukan sooyoung. “ Kalau begitu, makanlah bersama tiffany-ssi. Kudengar, semalam maagnya kambuh “. Sooyoung berucap sambil menunjuk tiffany dengan dagunya. Tiffany terkejut dan mengangkat kedua bahunya lalu, kembali menatap tabnya. “ Ne, gomawo.. soo “. Jessica menepuk bahu sooyoung sambil tersenyum. Setelah sooyoung masuk ke dalam pintu berbesi itu, jessica menghampiri tiffany. Memberikan back hug yang hangat pada tiffany yang masih serius menatap tabnya. “ Kau terlihat pendiam dari biasanya “. Jessica mengecup pangkal kepala tiffany lalu, mengelusnya lembut. pikiran tiffany kini, kembali memutar ulang semua ungkapan jessica dan yuri. tiffany menghela nafas sambil menggelengkan kepalanya. “ Aku sedang sibuk “. Tiffany kembali memfokuskan diri pada layar tabnya. “ Ada apa denganmu? “. Jessica bingung dan semakin mengeratkan pelukannya pada tiffany. “ Hermes 24 Faubourg ”. tiffany melepaskan lengan jessica yang melingkar sempurna dilehernya ketika, mencium bau parfum tersebut membuat jessica semakin kebingungan dengan apa yang terjadi pada tiffany saat ini. “ Waegeurae?? “. Jessica melemparkan tubuhnya disamping tiffany. Menatapnya tak mengerti. “ Aku mencium parfum yuri ditubuhmu “. Sekilas tiffany melirik jessica. tersenyum tipis dan kembali menatap tabnya. Sebenarnya mencium bau parfum yuri ditubuh jessica lagi, membuat hatinya teriris. Hening..“ Maafkan aku “. Tiffany menyimpan tabnya dimeja. Lalu, memandang jessica sambil tersenyum manis. Jessica menunduk, entahlah ia merasa telah melakukan kesalahan pada tiffany. Merasakan telah merusak moodnya dipagi hari karna telah mencium bau parfum yuri ditubuhnya. Tiffany menelungkupkan kedua tangannya diwajah jessica. “ Seharusnya kau menghubungiku, agar aku bisa menjemputmu “. Tiffany mengelus pipi jessica lembut. eye smilenya berhasil membuat jessica terdiam cukup lama. Mata jessica berair. “ Waeyo? “. Tiffany terkejut ketika air mata jessica tersentuh oleh tangannya. “ Maafkan aku.. semalam.. “. Air mata jessica tak bisa terbendung lagi. sungguh jessica bingung, bagaimana sulitnya ia menentukan hatinya sendiri. memilih antara kakak beradik didekatnya, yuri dan tiffany. “ Uljima.. tak usah kau katakan “. Tiffany memeluk jessica hangat, mengelus rambutnya lembut sambil tersenyum hangat. Jessica semakin menenggelamkan wajahnya dipelukan tiffany yang begitu harum Clive Christian’s No.1. “ Sudahlah, jangan menangis. Aku tak suka melihatmu seperti ini, jessie.. “. Tiffany melepaskan pelukannya, menghapus air mata jessica. jessica mengangguk mantap, lalu tersenyum tipis. Terlihat senyuman yang dipaksakan. “ Aku tau senyuman itu, aku membenci senyum yang dipaksakan “. Tiffany mencubit hidung jessica. kembali meraih tabnya di atas meja tetapi, jessica menahannya. Tiffany menoleh, membuat mata mereka bertemu. “ Hentikan sejenak pekerjaanmu “. Jessica berucap hangat dan penuh perhatian. “ Tidakkah perutmu semakin sakit, huh? “. Jessica mengelus pipi tiffany lembut. ia khawatir, sangat khawatir. Tiffany kembali tersenyum manis sambil menikmati sentuhan jessica dipipinya. Meraih tangan jessica, mengenggamnya dan mencium lengan jessica lembut. “ Lenganmu sudah sembuh, jessie? “. Tiffany membuka matanya, memandang pemilik ice glare dihadapannya yang juga terlihat terhipnotis dengan senyuman dirinya. “ Ne.. aku sudah sembuh, buktinya kau begitu menikmati sentuhan dari tangan kananku ini “. Jessica tersenyum manis.
“ Tentu saja, semua ini berkat yuwrie.. “ batin tiffany. Jessica mengambil makanan diatas meja, membukanya perlahan. “ Makanlah “. Jessica menyodorkan sesendok nasi yang masih hangat dihadapan tiffany. “ Bisakah kau mengambilkan minum terlebih dahulu jessica hwang? “. Tiffany menatap dalam jessica sambil memperlihatkan gelas kosong ditangannya. Lalu terkekeh melihat ekspresi jessica yang begitu terkejut. “ N-na-m-ma apa itu? “. Jessica tergagap, wajahnya memerah menahan malu juga bahagia. Tiffany terkekeh lalu, mengecup pipi jessica singkat. “ Kkahh.. ambilkan aku minum dulu, aku haus “. Tiffany menyodorkan gelas itu pada jessica. jessica mengangguk, beranjak dari tempatnya dan masuk ke dalam ruangan lain didalam ruangan kantor tiffany. Tiffany menghela nafas dan menyandarkan punggungnya. Memijat kecil kepalanya sambil terpejam.
“ Apa yang harus aku lakukan? “. Tiffany bergumam, memikirkan kedua orang yang sangat ia sayangi.
***
Jessica pov
Aku sudah berada diddepan pantry, membuatkan beberapa minuman untuk tiffany. Aku tau yang tiffany inginkan hanya air mineral, tetapi aku ingin menyiapkan jus dipagi ini untuknya.
Jessica hwang..
Aku terkekeh mengingat saat ia memanggilku dengan menambahkan marganya dibelakang namaku. Not bad bahkan, terlihat sangat lucu.. aku menyukainya.
Bagaimana dengan kwon jessica, atau jessica kwon??
Err.. kenapa aku membandingkan marga yang akan aku dapatkan dari salah satu kedua orang itu??
Aku sedang bersama tiffany, aku mohon tiadakan sejenak pikiran tentang yuri untuk tak masuk ke dalam kepalaku. Aku pusing dan kesal jika mengingat sikapnya dipagi hari ini. Sudah berani menciumku, kini orang itu berani meminta pelukan dariku. Memanfaatkan keberadaan kami saat dijalan tadi. Membuatku frustasi.
Kurasakan sebuah tangan melingkar sempurna diperutku. Merasakan hembusan nafas yang hangat menerpa leherku, sedikit membuatku bergidik geli. Tetapi, aku merasa nyaman dengan ini. “ Wae kau lama sekali, jessie? yang aku inginkan hanya air mineral bukan? “. Tiffany berbisik. Mencium kecil bahuku, beralih ke tengkuk leherku. “ A-ak-aku sedang membuatkanmu jus, tiff “. Aku tergagap, mendapatkan perlakuan yang err.. berhasil membuat darahku berdesir. Dia mencium pipiku kemudian, tersenyum manis. “ Biar aku yang membuatnya “. Tiffany mencoba mengambil alih apa yang sedang aku kerjakan, tetapi aku menggelengkan kepala sambil tersenyum. Kuinjak kakinya, membuatnya mengerang. “ A-ahhh.. appo, apa yang kau lakukan?? “. Dia terlihat bingung. “ Tetap seperti ini “. Aku terkekeh setelah melihatnya diam. Ia masih melingkarkan tangannya diperutku, membiarkan kedua kakiku menginjak kedua kakinya. “ Apa kau merindukanku? “. Ia berbisik seduktif ditelingaku, membuatku err.. sekali lagi aku merasa geli dan akhirnya tertawa kecil. Kini, kakinya digerak-gerakkan. Kami terlihat seperti penguin. Pelukannya mengerat, kakinya sesekali dinaikkan kanan dan kiri. Otomastis membuat kakiku pun, ikut naik. “ Tidakkah aku berat, tiff?? “. Aku menggodanya sedikit sambil terus memasukkan beberapa buah-buahan ke dalam blender. Dia menggelengkan kepalanya.
“ Tidak seberat tanggung jawabku pada perusahaan “. Ia terkekeh dan kembali menggerakkan tubuh kami. Kami tertawa bersama, melakukan gerakan dance dancing queen snsd yang sering kulihat dilayar televisi. Melakukan bbuing-bbuing bersamanya. sangat manis dan bahagia. Aku sangat berharap, waktu bisa berhenti. Membiarkan aku menikmati waktu bersamanya seperti ini.
***
“ Aaaa~.. “. Aku menyodorkan sesendok makanan ke dalam mulutnya yang sudah menganga. Ia mengunyah makanannya dengan baik. “ Kau juga makanlah “. Tiffany menyodorkan sesendok makanan pula ke hadapanku. Aku segera melahapnya, membuat eye smilenya terlihat jelas. “ So beautiful “. Dia mengelus pipiku lembut, menyibakkan rambut yang menghalangi sebagian wajahku. “ Opps.. mianne “. Aku mendekatkan wajahku. Mengambil makanan yang berantakan disisi bibirnya dengan bibirku. Setelah itu, aku kembali menatapnya sambil tersenyum. Wajahnya memerah! Sungguh ini lucu sekali, dia terdiam menatapku kosong dengan wajah yang sangat merah seperti tomat. Ingin rasanya tertawa tetapi, aku tak setega itu. “ A-a-apa yang kau lakukan? “. Ia tergagap. “ Ada banyak makanan disisi bibirmu “ jawabku polos. “ T-tapi.. “. Dia menggantungkan kata-katanya, sebentar lagi mungkin aku akan menjulukinya miss tomat hahaha..
“ Aku ingin lagi “. Ia tersenyum senang. “ Huh? “. Aku menghindari kepalanya yang mencoba mendekat padaku. “ Wae?? Kau tadi menggodaku, kau harus bertanggung jawab “. Ia mengomel dan semakin mendekatkan diri padaku, semakin dekat, dekat..
TING!
“ Tiff.. ak~~.. ”.
Sial! Diwaktu yang tak tepat seperti ini, sooyeon palsu datang. Aigoo.. menyebalkan, menyebalkan, menyebalkan!!!
Kurasakan hembusan nafas hangatnya menerpa wajahku, semakin hangat. Dengan mata terpejamnya, tiffany menghadapkan kepalaku yang sempat menoleh ke arah sooyeon.
Chu~
Ia mencium bibirku, tiffany benar-benar mencium bibirku dan mengabaikan sooyeon palsu itu. bagaimana kalau..
“ Tiff..!! “. Sooyeon memanggil tiffany dengan nada yang meninggi. Tiffany menutup kedua telingaku, menarikku semakin dalam dalam ciuman yang kami lakukan. Melakukan french kiss yang membuatku melayang dan sangat menikmatinya. Aku semakin bangga dan bahagia saat bersamanya, mengabaikan si sooyeon palsu yang selama ini membuatku membatin. Tak lama kemudian, tiffany melepaskan ciumannya padaku. Mendongakkan kepalanya, menatap sooyeon dengan wajah tanpa dosa. “ Tak bisakah, kau menghubungi sekretarisku terlebih dahulu sebelum masuk sooyeon-ssi? Kau mengganggu waktuku dipagi hari. Dan jika, sebelumnya kau menghubungi sekretarisku kau tak akan melihat ini semua “. Tiffany berucap dingin sambil menggenggam erat tanganku. Aku menatap sooyeon, melihat matanya berkaca-kaca. Cih.. bahkan, ia terlihat sangat baik memerankan peran sebagai aku. Ia menghampiri kami. Menghampiri tiffany yang kembali mendongakkan kepalanya untuk menatap sooyeon palsu. “ Wae?? “. Tiffany benar-benar terlihat tak berdosa, membuatku ingin tertawa. Tetapi, sekuat tenaga aku menahan semuanya.
Plakkk..
Mataku membelalak, ketika satu tamparan keras mendarat dipipi tiffany. Pipi putihnya kini memerah, menyisakan bekas tamparan sooyeon disana. tiffany terdiam, ia terlihat terkejut.
“ Ini salahmu! Salahmu yang harus merasakan tanganku dipagi hari. Ditengah perasaan kalian yang tengah berbunga-bunga!! “ ucap sooyeon.
Sial! Yeoja ini, membuat stephanyku sakit! Dia juga telah menyakitiku!
“ Yyahh!! “. Aku berteriak dihadapannya, beranjak dan mendorong tubuhnya keras. Membuat tiffany ikut beranjak dari tempat kami duduk. “ Mwoya?! Seharusnya kau juga menikmatinya! “. Tangannya kembali terangkat, sooyeon mencoba menamparku dan aku bersiap menerimanya dengan memejamkan mataku erat. Namun, sebuah pelukan aku rasakan. pelukan tiffany. Tiffany memelukku erat, ia mengorbankan tubuhnya dipukul keras oleh sooyeon. “ Yahh!! kau membuatku kesal! Kalian brengsekk!! “. Sooyeon berteriak keras sambil terus memukul punggung tiffany. Ingin rasanya aku menyingkirkan tubuh tiffany dan membiarkan yeoja gila itu memukulku, tetapi tiffany tetap memelukku erat.
“ Seharusnya wanita brengsek itu adalah kau! “. Seseorang berucap, membuat aku dan tiffany terkejut. “ H-hyunnie! “. Yoona berlari dan berdiri disamping seohyun yang tengah menahan tangan sooyeon untuk tak lagi memukul punggung tiffany. “ A-apa yang kau katakan? “. Sooyeon tersinggung, menatap tajam mata seohyun. Sedangkan, tiffany tak menanggapi semua yang terjadi dibelakangnya. Ia masih terus memelukku erat sambil memejamkan matanya, membuatku khawatir. “ Gwenchana? “ bisikku ditelinga. “ Nan gwenchana “. Ia berucap lirih, aku tau perasaannya kini sakit. Ia sakit harus melihat kondisi seperti ini dipagi hari. Melihatku dan hyunnie yang kini harus membelanya. “ Keluarlah eonnie “. Yoona menarik lengan sooyeon untuk ikut dengannya keluar dari ruangan tiffany. Tetapi, sooyeon menepisnya kasar. “ Aku masih belum selesai dengan kekasihmu! “. Sooyeon berteriak dan menghentikan langkahnya. “ Apa seperti ini sudah selesai? “. Seohyun menghampiri sooyeon.
Plakkk..
Aku kembali membelalakkan mata, sama halnya dengan yoona. Seohyun menampar keras pipi sooyeon, membuat sooyeon kesakitan. “ Itu balasan, karna kau telah memukul eonnieku “
Plakk..
Seohyun menampar lagi pipi sooyeon. “ Itu balasan, karna kau telah mengganggu waktu eonnieku dipagi hari ini “. Sooyeon menatap seohyun geram. “ Hyunnie, hentikan.. “. Tiffany berucap tenang tanpa melepaskan pelukannya dari tubuhku. “ Yoong, bawa sooyeon pergi dari sini “ sambungnya. Hening.. “ Kajja.. “. Yoona menarik lengan sooyeon kasar menuju pintu berbesi dihadapannya. terlihat sekali wajah evil dari sooyeon, hingga wajah evil itu menghilang dibalik pintu lift tersebut.
Tiffany melepaskan pelukannya dari tubuhku. Ia menatapku dan tersenyum kembali sangat manis, seolah tak ada yang terjadi sebelumnya. “ Eonnie, gwenchana? “. Seohyun memberikan back hug pada tiffany. “ O-ommo.. kenapa jadi seperti ini? Gwenchanayo.. Apa mungkin kita harus berpelukan bertiga seperti ini? “. Tiffany kembali memelukku hangat, membiarkan seohyun atau pun aku memeluknya. Membuat kami tertawa bersama.
***
“ Buah-buahan ini sangat enak hyunnie “. Tiffany terlihat girang melahap buah-buahan yang dibawakan seohyun dan yoona. Membuatku kembali tersenyum untuknya.
“ Eonnie.. aku tau dia bukan sooyeon “. Ucapan seohyun, membuat tiffany tersedak. Sama halnya denganku yang terdiam tak percaya dengan apa yang ku dengar. “ O-omoo eonnie, minumlah “. Yoona menyodorkan air mineral dihadapan tiffany. Tiffany segera meneguk setengahnya. “ A-apa yang kau katakan hyunnie? “. Tiffany kembali memfokuskan pada pembicaraan seohyun. “ Kalian menyebalkan! Seharusnya kalian mengatakannya padaku, memberitahuku “. Seohyun mengerucutkan bibirnya. “ Heyy.. tenanglah sayang, ceritakan yang sesungguhnya dengan perlahan “. Yoona memeluk hyunnie, membuat hyunnie sedikit lebih tenang. “ Aku sudah tau kalau sooyeon eonnie adalah sica eonnie! “
Deg..
Aku terkejut bukan main, pasti tiffany pun sama sepertiku. Jangan-jangan.. yuri juga mengetahuinya. Lalu, bagaimana dengan sooyeon palsu itu??
“ Bagaimana kau tau? “. Tiffany terlihat terkejut. “ Aku sudah menduga sejak awal, aku juga sudah sering memperhatikan sica eonnie, sikap kalian dan identitas sica eonnie. Meskipun, aku tau.. masih banyak nama yang sama diluar sana. Tetapi, melihat sikap sica eonnie, kebiasaannya yang tak pernah berubah dimasa lalu. Aku sudah begitu yakin, kalau sica eonnielah jung sooyeonmu, eonnie. Kau telah menemukannya sendiri “. Hyunnie berucap bangga pada tiffany. Membuatku melongo. Mendengar percakapan kedua yeoja ini, merasakan diriku yang terlihat seperti buronan. “ Ahh.. aku harus kembali bekerja “. Yoona memecahkan keheningan. Ia beranjak, mencium kening hyunnie dan pergi meninggalkan kami. “ Kalian sangat manis sekali “. Aku berucap pada hyunnie, dan membuahkan wajah yang memerah diwajah dongsaeng tiffany itu. “ Apa kau merasa iri, huh? “. Tiffany menarik pinggangku, lalu mencium singkat pipiku. Sekarang, merekalah yang menertawakanku. Menertawakan perubahan warna diwajahku. “ Oya, eonnie.. bolehkah aku meminjam sica eonniemu? “. Seohyun berucap girang, membuatku mengerutkan kening. “ Apa? Kau mau apakan jessie-ku? “. Tiffany menantang hyunnie. “ Izinkan sica eonnie, menemaniku berbelanja. Kau mau kan sica eonnie? “. Sekejap, aku memasang puppy eyes dihadapan tiffany ketika mendengar ucapan hyunnie. “ Sudah kuduga, dia memang sangat suka berbelanja “. Tiffany menghela nafas panjang sambil mengelus kepalaku. “ Bagaimana?? “. Hyunnie juga kini, memasang puppy eye yang sangat lucu. “ Arrasseo, arrasseo.. pergilah. Bawa dia bersenang-senang, tapi jangan pulang larut. Aku tak ingin kalian kelelahan “. Tiffany mengizinkan kami. Membuat hyunnie segera melompat girang, memeluk eonnienya. “ Kau tak ingin memelukku yang sudah mengizinkanmu pergi, huh? “. Tiffany membuka kedua tangannya dihadapanku, bersiap meraih tubuhku untuk masuk ke dalam pelukannya. Aku mengangguk dan segera memeluk keduanya erat.
***
Tiffany pov
Setelah kedua yeoja yang sudah membuatku gemas pergi dari ruanganku, aku kembali menyibukkan diri dengan setumpuk pekerjaan dimeja kerja. Memandang semua pekerjaan layaknya makanan pokok tiap hariku. Tapi, aku bukan sooyoung yang akan segera memakannya dengan lahap.
Kuputarkan kursi kerjaku, membiarkan aku melihat jalanan padat diluar sana sambil sesekali menatap layar tabku. Sebenarnya, ketika jessie datang ke ruanganku. Aku telah mendapatkan kabar beserta gambarnya dilayar tabku. Gambar jessica dan yuri. mereka menaiki motor moge yuri pagi ini bahkan, semalaman yuri tinggal dikediaman taengsic. Aku mengetahuinya dari sooyoung. Melihat dari gambarnya, yuri terlihat bahagia. Bahkan, dia sampai menggendong jessie untuk naik ke motornya. Tidakkah itu tak kalah romantis dibanding apa yang aku lakukan pada jessie?? aigoo.. apa yang harus aku lakukan? kecemburuan setiap melihat gambar mereka tak membuatku munafik kalau aku sangat-sangat cemburu.
Dan lagi yeoja itu, yeoja yang mengaku dirinya sebagai sooyeon. Hari ini, aku melihat sikapnya yang lain. Sikap sebenarnya yang ada pada dirinya. Well.. aku memuji kehebatan aktingnya ketika memerankan sooyeon tapi, tak seharusnya ia menamparku. Aku sudah benar-benar tak bisa memperlihatkan sikap respectku lagi padanya, dia selalu merusak momentku saat bersama jessie. dia juga sudah berlebihan mencuci otak yuri. tapi, meskipun yuri bersikap baik pada yeoja itu. yuri memilih jessie.. yuri terlihat lebih bahagia saat didekat jessie. mungkin yuri sadar, kalau sebenarnya sikap sooyeon yang asli lebih banyak berada didalam diri jessie. perawatku.. seharusnya jika ia seperti itu, ia sadar bahwa sooyeon adalah jessica. aahhh.. membuatku pusing! Secepatnya, aku akan memberitahunya. Kasihan sekali dia, hyunnie sudah tau lebih dulu tanpa ku ketahui. Tinggal yuwrie saja, mianne..
***
Author pov
“ Eonnie.. ini bagus tidak? “. Seohyun menarik lengan jessica. memperlihatkan beberapa baju yang bagus dihadapan jessica dengan perasaan yang bahagia. Jessica mengangguk mantap. Dilihatnya label pakaian tersebut. “ 30 juta?? “. Jessica terkejut, ketika melihat harga pada baju tersebut. “ Waeyo?? pakaian ini bagus bukan, eonnie? “. Seohyun terlihat bersemangat tanpa memperdulikan keterkejutan jessica. “ Pakaian ini memang bagus, hyunnie. Tapi harganya tak bagus! Sangat gila! “. Jessica menggelengkan kepalanya tak percaya. Melipat kedua tangan didadanya sambil terus melihat seohyun yang tengah tersenyum-senyum didepan sebuah cermin. “ Harga tak pernah bohong, eonnie. Pilihlah, pakaian yang kau suka. Aku akan membelikannya untukmu, fany eonnie, yuri eonnie dan juga yoongie “. Seohyun memandang jessica dan memberi senyuman tulus. “ Jeongmal?? “. Jessica senang, dia benar-benar bahagia hari ini. Seohyun mengangguk lalu, memeluk jessica. “ Anggap saja, itu hadiah dariku karna aku senang jika kau selalu berada disisi eonnieku “. Seohyun melepaskan pelukannya. “ Kajja.. “ ajaknya girang.
Setelah 2 jam mereka mengitari mall international itu, mereka menghabiskan waktu mereka untuk makan siang. Memakan makan siang disebuah restoran mewah didalam mall tersebut. Waktu mereka hanya diisi dengan canda tawa, saling bercerita tentang suatu hubungan, hobby atau pun yang lainnya. Hingga tak terasa, hari mulai sore. Mereka memutuskan untuk pulang, tetapi ada sesuatu yang menarik perhatian seohyun disusul jessica. “ Eonnie.. “. Seohyun menarik tubuh jessica, untuk bersembunyi dibalik dinding areal parkir mall tersebut. “ Aku melihatnya, hyunnie. Bukankah itu sooyeon?? “. Jessica ikut menyembunyikan tubuhnya dari balik dinding. Mereka berdua mengawasi gerak gerik sooyeon yang begitu repot memasukkan banyak belanjaannya ke dalam mobil yang tak mewah. “ Mobil siapa itu?? bukankah sebelumnya, yuri eonnie membelikan mobil mewah untuknya? “. Seohyun bergumam sambil terus mengawasi sooyeon. “ Mwo?? Membelikan mobil mewah untuknya?? Kenapa orang itu semakin pabo?! “ bisik jessica yang benar-benar kesal dengan tingkah yuri yang terlalu baik pada yeoja tak jauh dihadapannya. “ Sstt.. eonnie, lebih baik kita ikuti dia “. Seohyun menarik lengan jessica untuk masuk ke dalam mobil seohyun. Seohyun menyalakan mesin mobilnya yang tak terdengar. Ketika, sooyeon melajukan mobilnya melewati mereka. seohyun mengikutinya dengan memberikan jarak mobilnya dengan mobil sooyeon. Jessica merogoh ponsel dari saku celananya. Dilihatnya, ratusan pesan singkat masuk dan semua itu dari yuri.
Hey..
Sica~ah
Kau sedang apa?
Apakah kau sedang sibuk?
Jinjayo? Kau benar-benar sibuk?
Kau masih marah padaku??
Maafkan aku
Dan seterusnya, pesan singkat yang benar-benar singkat dari yuri. lalu, jessica melihat panggilan masuk dari ponselnya. “ Ohh.. fany menghubungiku “ gumam jessica. “ Fany eonnie menghubungimu, eonnie? “. Seohyun berucap sambil terus berkonsentrasi menatap mobil sooyeon yang tak jauh darinya. “ Ne, aku akan menghubungi balik “. Jessica menekan tombol berwarna hijau dan segeralah ia tersambung dengan pemanggil.
“ Jessie! “. Tiffany sedikit berteriak, membuat jessica harus menjauhkan sedikit ponsel dari telinganya. Membuat seohyun terkekeh..
“ Yyah.. kecilkan suaramu “
“ Kau membuatku khawatir. Sooyoung bilang kalian belum pulang, kemana saja kalian?? Bahkan kalian melupakanku “
“ Kami baru saja bersenang-senang dan sekarang~~. . “. Seohyun menahan tangan jessica. ia menggelengkan kepalanya, bermaksud untuk mengatakan pada jessica untuk tak memberitahu tiffany kalau mereka tengah mengikuti sooyeon. Jessica pun mengerti dan menganggukkan kepalanya.
“ Jessie?? Kau masih disana? Sekarang apa maksudmu? “
“ Aniyoo.. sekarang, aku akan pulang. Aku akan menunggumu dirumah “
“ Ahh.. sepertinya, aku tak akan pulang ke rumah lagi “
“ Yyahh!! Aku tak mau tau, kau harus pulang ke rumah malam ini! “
“ Arrasseo.. “
“ Aku tutup ne.. “
“ Ne, hati-hati dijalan “
“ Ne.. “
Klik
Jessica memutuskan percakapannya dan kembali menatap lurus kejalanan. “ Kita sudah berada dimana, hyunnie? “. Jessica mengerutkan kening, ketika jalanan semakin lenggang dan sepi. “ Aku tak tau, eonnie. Aku hanya mengikutinya “. Seohyun terus mengikuti mobil sooyeon dengan tenang. Perasaan jessica kini mulai tak tenang, sore telah pergi dan kini berganti malam. “ Haruskah kita menghentikan ini, hyunnie? “. Jessica terlihat khawatir. Tetapi, seohyun tetap tenang dan terus mengikuti mobil sooyeon. “ Jangan menyerah begitu saja, eonnie.. siapa tau kita menemukan sesuatu “. Tak lama kemudian, seohyun menghentikan mobilnya. Mematikan mobil dan lampu mobilnya tentunya. Mereka berdua mengawasi mobil sooyeon yang berhenti tak jauh dihadapan mereka. “ Eonnie.. kita harus keluar “. Seohyun menarik lengan jessica. “ Tapi, hyunnie.. “. Jessica menahan diri. Dia terlihat gelisah dan ragu untuk keluar dari mobil. “ Sesuatu akan kita dapatkan secepatnya eonnie. Siapa tau kita mengetahui siapa yeoja itu yang sebenarnya “. Seohyun meyakinkan jessica. hingga akhirnya, jessica menghela nafas panjang dan mengangguk mantap. Keduanya keluar dengan hati-hati, kini mereka bagaikan pemeran utama dalam film action atau pun semacamnya. Berjalan tanpa mengeluarkan suara. Bersembunyi dibalik apapun yang bisa menyembunyikan tubuh mereka. hingga berhenti dibalik kontainer usang tak jauh dari tempat dimana sooyeon berdiri sambil membawa banyak barang belanjaannya.
Beberapa namja keluar dari sana dengan girang, namun salah seorang lagi terlihat malas dan santai bermain dengan rubiknya. “ Oppa.. ini untukmu “. Sooyeon berseru sambil menyodorkan salah satu barang bawaannya pada G.O. “ Gomawo.. masuklah, kau akan kedinginan “. G.O mengambil barang tersebut dan segera masuk ke dalam markasnya. “ Bagaimana denganku?? Mana untukku? “. Seulong mencari-cari barang yang akan menjadi miliknya. “ Diam dulu! “. Sooyeon memukul lengan seulong.
“ Eonnie, kau lihat itu?? aku tak percaya dia berbelanja banyak barang menggunakan kartu kredit yuri eonnie untuk mereka “. Seohyun berbisik, jessica pun mengangguk mantap. “ Chankmann.. menggunakan kartu kredit yuri?? “. Seohyun mengangguk mantap menanggapi pertanyaan jessica. “ Kajja.. “. Seohyun menarik lengan jessica untuk menambah kedekatan mereka dengan sooyeon yang masuk ke dalam gudang usang tersebut. “ Hyunnie, kalau kita semakin mendekat dan masuk. ini akan berbahaya “. Jessica menahan tangan seohyun yang terus mencoba untuk masuk ke dalam. Bahkan, mereka kini sudah melewati pintu masuk gudang tersebut tanpa sepengetahuan keempat orang itu. “ Jangan banyak bicara, eonnie. Percaya padaku.. “. Seohyun kembali meyakinkan jessica.
“ Krystall!! Ini bukan barang untukku! Sejak kapan kau membelikaku bra berwarna fulkadot?! “ teriak seulong sambil menghampiri yeoja satu-satunya diantara mereka.
“ Krystal??? “. Seohyun dan jessica saling bertatapan, terkejut dengan apa yang baru mereka dengar. “ Krystal??? “. Kali ini, seohyun benar-benar terkejut hingga suaranya memekik dan tak lagi berbungkuk. Hal itu terdengar jelas oleh keempat orang yang tak jauh darinya. Keempat orang itu menaruh perhatian pada seohyun yang dengan lancangnya sudah masuk ke dalam markas mereka. “ Hyunnie, apa yang kau lakukan?? “. Jessica menarik lengan seohyun. Namun, tubuh seohyun terlalu kaku “ Kita harus segera pergi dari sini, eonnie!! “. Seohyun berbisik sambil tersenyum kaku pada keempat orang dihadapannya. “ K-kau! Seo juhyun! “. Panggil sooyeon yang ternyata bernama krystal. “ Ya tuhan, tolong selamatkan kami “. Jessica banyak berdoa, meminta perlindungan yang akan terjadi selanjutnya pada mereka. “ Eonnie.. lari!!! “. Seohyun menarik lengan jessica, membawanya lari. “ Tangkap mereka!!!! “. Seulong berteriak memanggil beberapa kawanan yang ternyata cukup banyak untuk mengejar kedua yeoja yang memata-matai mereka. Jessica pun yang tertarik, tentu saja terbawa oleh gerakan kuat seohyun. Mereka terus berlari sekuat tenaga. Sedikit lagi mereka keluar dari gudang usang itu. namun, langkahnya terhenti ketika menemukan seorang namja yang sudah berdiri tak jauh dihadapannya. tepat dimana pintu gudang itu terbuka lebar.
“ Sungguh suatu kehormatan memiliki tamu seperti kalian “. Namja itu semakin mendekatkan diri ke arah seohyun dan jessica. kedua yeoja itu tak bisa melihat jelas paras namja dihadapannya. sinar lampu dari luar begitu terang, menyilaukan penglihatan kedua yeoja tersebut. “ Hyung! “. Seulong berhenti berlari, ia bernafas lega ketika dilihatnya kwanghee yang berhasil menahan kedua yeoja dihadapanya. Seohyun dan jessica ketakutan, mereka mencoba untuk menghindari keduanya sambil terus berjabat tangan dengan erat.
“ Kita begitu beruntung, mendapatkan dua sekaligus malam ini! “ ucap kwanghee sambil tertawa evil. “ Aaaaaaaarrghhh… “. Kedua yeoja itu berteriak ketika, beberapa orang mengunci tubuh mereka.
***
Tiffany membereskan beberapa berkas dimeja kerjanya, merapikan sisanya yang masih belum ia pelajari.
Drrrtt.. drrtt…
Ponselnya bergetar, membuatnya segera meraih ponselnya.
“ Yeoboseyo?? “
“ Tiffany-ssi, apa kau masih diruanganmu? “
“ Ohh.. soo, tentu saja. Waeyo?? “
“ Aku akan segera ke ruanganmu “
“ Baiklah, aku tunggu “
Klik..
Tiffany memutuskan panggilannya, tak lama kemudian ponselnya kembali bergetar. Kali ini tak ada nama yang jelas dilayar ponselnya, membuat keningnya berkerut.
“ Yeoboseyo? “
“ Stephany hwang.. “
“ Kwanghee?? “ batin tiffany
“ Halloo.. ada orangkah disana?? “
“ Kwanghee? Apa lagi yang kau inginkan?? “
“ Wooww.. tenang dulu nona hwang, tenang.. “
“ Lalu ap~~.. “
“ Jika kau peduli dengan mereka, temukan mereka sendiri. tapi jika kau menyetujui proposalku.. kau tak perlu mencari mereka. mereka akan aku kembalikan dengan selamat kehadapanmu “
“ Apa maksudmu?? “
“ Jessica jung dan seo juhyun, mereka ada padaku. “
Tiffany terkekeh, mendengar ucapan kwanghee. “ Tak mungkin, mereka sudah ada diperjalanan pulang. Kwanghee.. apa lagi yang sedang kau rencanakan?? “
“ Kau tak percaya apa yang aku katakan padamu?? Aku tak bohong kedua yeoja ini ada bersamaku “
“ … “. Tiffany terdiam, kini kepalanya sedang mencoba mencerna apa yang dikatakan kwanghee.
“ Dengarkan, aku bisa saja membunuh kedua yeoja ini. Tapi, jika kau tidak menolak proposalku. Aku tak akan pernah menyentuhnya sedikit pun “
“ Aku tak akan menerima proposalmu! Kau dengar itu! “
“ Kalau begitu cari mereka tanpa bantuan polisi atau yang lainnya. Jika kau tetap menghubungi polisi. Lihat saja, apa yang aku lakukan pada kedua yeoja ini! “
Klik..
“ Yeoboseyo!! Yeoboseyo!! “. Tiffany berteriak sekeras mungkin ketika panggilan terputus. Tangannya bergetar hebat hingga menjatuhkan ponselnya. Lalu, terdengar tanda email masuk dalam tabnya. Dilihatnya email tersebut.
“ Jessie.. hyunnie!! “. Tiffany membelalakkan matanya, ketika melihat gambar kedua yeoja yang sangat ia sayang dan cintai tersekap dengan tali yang mengikat tubuh mereka.
“ Tiffany-ssi.. “. Sooyoung menghampiri tiffany dengan tergesa. Nafasnya tersenggal-senggal sambil membawa beberapa berkas. Tiffany mencoba bersikap lebih tenang sambil terus menatap gambar dilayar tabnya dengan tatapan kosong. “ Tiffany-ssi, gwenchanayo? “. Sooyoung sudah kembali tenang, nafasnya tak lagi tersenggal-senggal. “ Ada apa soo? “. Tiffany bertanya dengan suara yang bergetar. Tangannya yang ikut bergetar dan berkeringat itu cepat-cepat ia sembunyikan dibalik meja kerjanya. Sooyoung mengerutkan keningnya. Ia merasa ada yang aneh terjadi pada tiffany. “ Aku menemukannya “. Sooyoung menyodorkan beberapa lembar kertas dihadapan tiffany. Menyimpannya diatas meja. Tiffany bisa melihat, foto yeoja yang mengaku-ngaku dirinya sebagai sooyeonnya. Dibacalah berkas identitas tersebut. “ Krystal?? “. Tiffany mengucapkan nama tersebut ragu. Mengulangnya beberapa kali sampai akhirnya, ia mendongakkan kepalanya untuk menatap sooyoung. “ Jadi yeoja itu bernama krystal?? “. Tiffany terlihat tak menyangka. “ Lalu, kau bisa lihat ini “. Sooyoung mengambil selembar berkas dibawah lembar kertas identitas krystal. “ Im yoona?? “. Tiffany mengerutkan keningnya ketika, melihat foto yoona disana. “ Kau masih ingat bukan? Kau menyuruhku untuk menyelidiki tentang yoona? Aku mendapatkannya. Harap dibaca dengan teliti dan tidak emosi “. Sooyoung mengingatkan tiffany kembali dengan permintaannya. Tiffany mengangguk mantap dan segera membacanya. Membuka lembar per lembar berkas tersebut, hingga ia menemukan gambar foto pertemuan yoona dengan seorang namja yang familiar bagi tiffany. “ Kwanghee! Apa hubungannya yoona dengan kwanghee?? “. Tiffany membelalakkan matanya. “ Tenang sedikit tiffany-ssi, mereka memang ada hubungannya. Itu berlangsung sejak beberapa tahun yang lalu, jauh sebelum yoona mengenal seohyun. Ia sudah berhubungan dengan kwanghee “. Sooyoung mencoba menjelaskan semuanya dan menenangkan tiffany. “ Tidak mungkin! Jadi selama ini?! “. Tiffany menggantungkan kata-katanya. Ia teringat dengan ucapan kwanghee saat diclub.
“ Micheosseo!! Kau pikir, kau bisa mendapatkan apa yang kau mau dengan memanfaatkan kakakku, eoh?! Tidak akan kwanghee! Kau sangat picik! “. Ucapan tiffany sangat masuk ke dalam hati kwanghee. Membuat kwanghee beranjak dari tempatnya dan menggeram. “ Jaga bicaramu nona hwang! apa yang kau maksud picik?! Justru seseorang yang dekat denganmulah yang perlu kau bilang picik! “ ucap kwanghee yang berhasil membuat kening tiffany berkerut. “ Apa maksudmu?! “. Kwanghee tersenyum evil. “ Aku akan memberitahumu, jika kau menyetujui proposalku “ jawab kwanghee puas. “ Jangan harap! “. Tiffany membopong tubuh yuri untuk keluar dari ruangan tersebut. “ Nona hwang! “. Kwanghee berhasil menghentikan langkah tiffany dan membuat tiffany menoleh padanya. “ Aku tak main-main dengan ucapanku! “ ancamnya
“ Tiffany-ssi, gwenchanayo?? “. Sooyoung terlihat khawatir dengan apa yang ia lihat pada atasannya. Tiffany terdiam menatap kosong berkas-berkas di atas meja. ia meraih tabnya. “ Mereka menyekapnya “. Tiffany berucap lirih bahkan matanya sudah berkaca-kaca. “ Apa maksudmu? “. Sooyoung menyernyit, tak mengerti. “ Kwanghee.. menyekap hyunnie dan jessica “. Air mata tiffany kini, mengalir begitu saja dari pelupuk matanya. “ Mworago?! Bagaimana bisa?? “. Tiffany menggelengkan kepalanya. “ Ottokkae, soo? “. Tiffany menatap sendu wajah sooyoung.
Disisi lain. Didalam gudang usang itu..
“ Kita lihat.. sampai mana mereka bisa mencari kedua yeoja ini tanpa bantuan apapun! “. Kwanghee tersenyum evil dan langsung mendapat respon rontaan dari jessica dan seohyun. Ia tak menanggapinya. Ia hanya berjalan meninggalkan markasnya menyisakan G.O, dan satu anak buahnya.
***
Yoona pov
Sudah pukul 9, tapi hyunnie belum pulang. Jika hyunnie belum pulang, berarti sica eonnie juga belum pulang. Perasaanku mulai tak tenang..
Sore tadi aku sudah menghubungi hyunnie dan memintanya untuk tidak pulang lewat jam 6, karna aku mengkhawatirkannya. Dan hyunnie, menyetujuinya. Bahkan ia mengatakan, kalau ia sudah ada diperjalanan pulang. Tapi sampai sekarang dia belum juga ada dirumah.
Aku merogoh ponsel didalam saku celanaku, menekan beberapa tombol disana.
Tuuuuttt… tuuuuutt.. tuuuuttt…
Tak ada sahutan darinya, waegeurae?? Ada apa dengannya.
“ Yoong.. “. Yuri eonnie memanggilku. “ Ne, eonnie? “. Aku menghampirinya yang kebetulan lewat kamarku dengan hyunnie. “ Hyunnie belum pulang?? “. Aku mengangguk mantap menanggapi pertanyaannya. “ Sebentar lagi sooyeon akan datang, bergabunglah dengan kami “. Yuri eonnie begitu girang tanpa mengkhawatirkan dongsaengnya yang belum pulang. Dia tega sekali mengajakku bersenang-senang, sedangkan pikiranku kini tengah tertuju pada hyunnie. “ Ada acara apa, eonnie? “. Yuri eonnie tersenyum dan menarik lenganku. “ Hanya minum sedikit “. Yuri eonnie mendorong tubuhku pelan untuk masuk ke dalam kamarnya. “ Tidakkah kau mengkhawatirkan hyunnie?? “. Aku menatapnya ketika, kami sudah sama-sama terduduk didepan meja barnya. “ Hyunnie sudah dewasa, bahkan sebelumnya dia sudah sering menghabiskan waktunya diclub “. Yuri menepuk bahuku sambil tersenyum. Ucapannya benar, bahkan tempat pertama kami bertemu adalah disana. mengingat masa lalu itu, membuatku tertawa sendiri. “ Anyyeooong.. “. Sooyeon eonnie menghampiri kami sambil melambaikan tangannya. Aku hanya bisa diam melihatnya begitu girang sambil memeluk yuri eonnie. Aku tak habis pikir dengan yuri eonnie, sampai kapan dia dibohongi yeoja ini. Kapan yuri eonnie sadar, kalau yeoja ini bukan sooyeon yang sebenarnya?. “ Kau disini juga?? “. Sooyeon eonnie menyapaku sambil tersenyum manis. Aku hanya bisa menganggukkan kepalanya. “ Aku yang mengundangnya, sooyeon~ah “. Yuri merangkul sooyeon untuk bergabung bersama kami, mereka terlihat tengah bercanda tawa. Melakukan aegyo atau pun yang lainnya, aku baru lihat.. beginilah mereka ketika menghabiskann waktu bersama.
Tap.. tap.. tap..
Kulihat dari tempatku duduk, pintu kamar yuri eonnie yang terbuka. Menampilkan fany eonnie yang baru saja melewati kamar ini. Ia didampingi sooyoung. Wajahnya terlihat sendu. Setelah fany eonnie menghilang dari pandanganku, kudengar ketukan pintu.
Tok.. tok..tok..
Sooyoung masuk dengan ragu. Membuat aku, yuri eonnie dan sooyeon eonnie menaruh perhatian padanya. “ Im yoona-ssi “. Ia memanggilku sambil tersenyum. Aku segera beranjak dari tempatku. “ Naega soo? Waeyo?? “. Aku menghampirinya penasaran. “ Tiffany-ssi ingin bertemu denganmu “. Sooyoung berucap sopan namun, berhasil membuatku tegang. “ Tiffany sudah pulang? “. Sooyeon eonnie berucap girang. “ Ne, beliau baru saja pulang dan meminta yoona-ssi untuk menemuinya dikamarnya “. Aku pun, mengangguk mantap dan segera keluar dari kamar yuri. “ Aku akan menyusulnya nanti “. Sooyeon eonnie sedikit berteriak ketika, aku dan sooyoung sudah berada dikoridor. Aku mengikuti sooyoung dari belakang. “ Soo.. apa hyunnie sudah pulang?? Aku mengkhawatirkannya “ tanyaku. Sooyoung diam, ia tak menanggapi ucapanku. Ia segera membuka pintu kamar fany eonnie, memintaku untuk masuk. aku pun masuk dan menemukan fany eonnie yang terduduk dikusi kerjanya. Sooyoung berdiri tak jauh dari kami, entahlah rasanya kamar ini bagaikan kamar yang berisi penuh dengan hantu yang menakutkan. Membuatku tegang. “ Eonnie.. “. Aku memanggilnya dengan ragu.
Brakkkk!!
Fany eonnie memukul meja kerjanya. Melempar beberapa berkas didepanku dan berakhir dibawah kakiku. Aku terkejut memandang berkas yang terjatuh dihadapanku. Ketakutan yang selama ini membuatku gelisah kembali hadir. Kuambil berkas yang terjatuh itu. membacanya hingga mataku berkaca-kaca. “ Jadi, selama ini kau mencoba memanfaatkan dongsaengku. Im yoona?? “. Fany eonnie berucap dengan penuh penekanan dan berhasil membuatku terkejut. “ Ikut aku!! “. Fany eonnie, beranjak dari tempatnya. Mencengkram erat kerah kemejaku, sekilas mata kami bertemu. Kulihat kemarahan terlihat jelas, sangat jelas terpancar dari matanya. Aku ketakutan.. sungguh, aku tak pernah setakut ini ketika dihadapkan dengan orang yang sekali pun mencoba melukaiku. Fany eonnie menarik kerahku kasar, membuat sooyoung panik. “ Tiffany-ssi.. apa yang akan kau lakukan?? “. Sooyoung mengejar kami, mengejar langkah fany eonnie yang menarik kerah kemejaku keluar dari kamarnya. “ E-eonnie.. a-aku “. Aku mencoba untuk menjelaskan tetapi.
Brukk..
Fany eonnie mendorong tubuhku kuat hingga membentur tembok koridor. Matanya menatap tajam mataku, namun terlihat sendu. “ Kembalikan kedua yeoja yang sangat aku sayangi!! “. Fany eonnie berteriak didepan wajahku, membuatku takut dan juga bingung. “ W-wae-egeraeu eonnie?? “. Ia semakin mengeratkan genggaman tangannya dikerahku. “ Tiffany-ssi tenangkan dirimu “. Sooyoung mencoba melerai kami. Tapi, fany eonnie tak menanggapinya. Aku sudah percaya hal ini pasti terjadi. Fany eonnie kembali menarikku dan masuk ke dalam kamar yuri eonnie. Ia mendorongku hingga tersungkur dilantai tepat dihadapan yuri dan sooyeon eonnie. “ Heyy.. fany~ah, waegeurae? “.
***
Author pov
Jessica dan seohyun meronta-ronta ditempatnya. Tubuh mereka terikat cukup keras disebuah kursi reyot. Berbagai rutukkan dikeluarkan jessica, bahkan jessica terlihat kerasukan ketika mendengar percakapan antara kwanghee dan tiffany diseberang sana. Namun, bibirnya tertahan oleh kain yang menutupi mulutnya. Sama halnya dengan seohyun, bahkan seohyun sudah banyak menangis. Tak lama kemudian, jessica melemah. Ia merasakan tubuhnya banyak mengeluarkan keringat dingin, pening dikepalanya membuat matanya buram. Namun, lengannya tak berhenti bergesekkan dengan tali tebal. Hingga bergesek pada kulitnya yang kian melecet.
“ Yyahh!! Jika kalian tak ingin kami tutup mulutnya, berhenti meronta dan berteriak! “. Salah satu namja menghampiri mereka. “ Lepaskan kain itu dari mulut mereka “. G.O bersuara dengan santainya sambil merebahkan tubuhnya diatas sofa. “ Tapi.. “. G.O langsung menatap tajam ke arah namja itu, membuat namja itu tertunduk dan segera melepaskan kain dari mulut jessica maupun seohyun. Mata jessica berkunang-kunang, merasakan udara panas menerpa tubuhnya. Sekilas, jessica menghirup nafas dalam. Mengumpulkan seluruh kekuatannya. “ Kalian brengsek!! “. Jessica berteriak.
Plakkk…
“ Sica eonnie!! “. Seohyun berteriak histeris sambil terus menangis. Namja itu menampar jessica keras, membuat G.O yang mulanya tak peduli segera menoleh ke sumber suara. “ Apa yang kau lakukan pada seorang yeoja! “. G.O menghampiri namja tersebut, menariknya dalam satu tarikan hingga anak buahnya itu tersungkur ke lantai. “ Sica eonnie.. “. Seohyun memanggil jessica lirih. Perlahan, jessica mengeluarkan air matanya. Dan matanya, perlahan menutup. Jessica pingsan, membuat seohyun semakin meronta-ronta ingin menolong jessica yang berada disampingnya.
***
Yuri beranjak dari tempatnya, diikuti sooyeon. Yuri terlihat terkejut dan kebingungan. Ia segera membantu yoona untuk beranjak dari lantai. “ Jangan memperlakukan mereka dengan baik yuri “. Tiffany berucap keras. “ Waeyo? ada apa denganmu fany~ah?? “. Yuri menghampiri tiffany, menepuk bahunya. Namun segera ditepis oleh tiffany. Tiffany menatap tajam mata yuri. “ Sampai kapan kau dibodohi olehnya? “. Yuri mengerutkan keningnya, ketika mendengar ucapan tiffany. Sedangkan, sooyeon terlihat dengan wajah tak berdosanya. “ Apa maksudmu, fany~ah? “. Yuri menelungkupkan kedua tangannya dipipi tiffany. “ Tak bisakah kau membedakan antara sooyeon asli dan palsu? “. Tiffany terus menatap yuri dalam. Mendengar hal itu, sooyeon yang semula bersikap dengan wajah tanpa dosanya. Kini terlihat gugup dan tegang. Terlihat dari gerak tubuhnya yang terus diawasi sooyoung dan yoona. “ Sooyeonmu itu bernama krystal!! Bukan jung sooyeon! Sedangkan jung sooyeon sebenarnya sudah cukup lama berada didekat kita!! “. Tiffany berteriak, air matanya mengalir. Yuri terdiam mendengar hal itu, ia masih tak mengerti apa yang tiffany ucapkan. “ Krystal?? Jelas-jelas kartu identitasnya memperlihatkan kalau namanya adalah jung sooyeon, fany~ah.. “. Yuri kembali berucap. “ Apa kau pikir, dia tak bisa melakukan sesuatu dengan tanda pengenalnya untuk mendapatkan sesuatu yang ia inginkan, eoh?! Kemana otakmu selama ini, kwon yuwrie! “. Yuri menoleh ke belakang, memandang dimana krystal berdiri. Tiffany menundukkan kepalanya, air matanya benar-benar sudah mengalir deras. “ Lalu siapa jung sooyeon sebenarnya?? Apa itu jessica? “. Yuri sedikit terkekeh ketika mengucapkan nama jessica. tiffany mendongakkan kepalanya ketika, yuri menyebut nama itu. “ Apa yang kau tertawakan? Jung sooyeon sebenarnya memang jessica jung!! “.
DEG..
Yuri terlonjak kaget. Matanya terbelalak mendengar ucapan tiffany. “ MWO??! “. Yuri menatap tiffany dalam. Seolah meminta penjelasan yang lebih. “ Jessica adalah jung sooyeon “. Tiffany mengatakan sekali lagi. “ Apa hanya aku yang mengetahui hal ini? Mengapa kalian terlihat biasa saja? “. Yuri sedikit tertawa melihat respon yang terjadi didalam kamarnya. “ Ne, hanya kau saja “. Tiffany mengangguk mantap. “ Lalu, kau! “. Yuri membalikkan tubuhnya, menunjuk krystal dengan mata yang tajam. “ Apa maksudmu, membohongiku huh?! “. Teriak yuri, membuat tubuh krystal bergetar. “ Seseorang menyetelnya, sama seperti im yoona “. Tiffany menatap tajam ke arah yoona yang masih berdiri dibelakang yuri. “ Aku tak memanfaatkan hyunnie, eonnie “. Yoona mencoba menjelaskan hal itu. “ Kalau kau tak memanfaatkan hyunnie untuk mencari tau apa saja yang kami lakukan selama ini. Bagaimana kwanghee bisa menculik hyunnie dan jessica?!! katakan padaku! “. Tiffany berteriak mencoba menarik kerah yoona lagi. tetapi, yuri mencegahnya. “ Kunci pintu kamarku, soo “. Yuri berucap, memberikan perintah pada sooyoung. Sooyoung pun mengangguk dan segera mengunci kamar yuri. “ Apa maksudmu? “. Tiffany memukul bahu yuri. “ Fany dengarkan. Kau bilang hyunnie dan sica diculik. Kalau salah seorang didekat kita mata-matanya. Apa salahnya kita juga menyendera mereka?? “. Yuri menatap dalam mata tiffany. “ Tapi, aku sama sekali tidak bekerja sama dalam kejahatan ini eonnie. Jebal.. percayalah padaku. Aku juga mengkhawatirkan hyunnie! “. Yoona menangis, ia benar-benar tak tahan berada diposisi seperti ini. “ Buka pintunya, aku ingin pulang “. Krystal mencoba melewati tiffany dan yuri. tetapi, yuri segera menahannya. Menarik lengan krystal keras, membuat yeoja itu meringis. “ Kau pikir, semudah itu kau keluar dari kediaman hwang. huh?! “. Yuri kini, berhadapan dengan krystal. Mencengkram kuat lengan krystal hingga memerah.
Drrrtt… drrrtt..
Ponsel krystal bergetar. Menandakan panggilan masuk. dengan gugup, krystal menerima panggilan tersebut dengan tergesa.
“ Opp~.. “. Tiffany segera merebut ponsel krystal dan menempelkan ponsel tersebut ditelinganya. Krystal mencoba merebut kembali, tetapi yuri mencegahnya.
“ Kau dimana krystal? kwanghee oppa mencarimu “
Deg..
Jantung tiffany terasa hampir copot ketika mendengar nama kwanghee dari seberang sana. Lalu, terasa oleh tiffany. Orang diseberang sana memberikan ponselnya pada seseorang. Tiffany menekan mode panggilannya menjadi loudspeaker.
“ Yeoboseyo? Krystal-ssi “. Panggil orang diseberang sana.
“ Kwanghee.. tak salah lagi ini, kwanghee “ batin tiffany, yoona dan yuri. krystal terlihat kaku, tegang dan ketakutan. Yuri semakin mencengkram erat tangan krystal, meminta krystal untuk menjawab pertanyaan kwanghee
“ O-oppa.. “
“ Oddiegga? “
“ A-ak-aku.. “
“ Ada apa denganmu?? “
“ Dia bersamaku “. Akhirnya, tiffany memilih bersuara dan mengambil alih percakapan. Berharap kwanghee akan takut jika kedua mata-matanya akhirnya terungkap.
“ Ahh.. tiffany-ssi?? Aku mendengarmu, kau sedang bersamanya? “
“ Ne, aku sedang bersamanya. jadi kau yang telah menyetel yeoja ini?? “
“ Kau pintar sekali nona hwang.. tapi, tidakkah kau juga mencurigai selainnya?? “
“ Maksudmu im yoona? “. Yuri mengeluarkan suaranya.
“ Ahh yuri-ssi?? Kalian berdua sangat pintar “
“ Apa maksudmu oppa?! “. Yoona berteriak keras, membuat kwanghee tertawa puas. “ Kembalikan jessica dan hyunnie kami! “. Yuri berucap dan mendapat respon tawaan dari kwanghee. “ Aku memiliki dua orang pekerjamu, kwanghee.. “. Tiffany mengancam. Tiffany pikir, yoona dan krystal ini akan sangat berharga baginya. Sehingga kwanghee bisa melepaskan hyunnie dan jessica. “ Ahh.. kau mencoba berbarter denganku?? “. Tiffany dan yuri mengerutkan keningnya. “ Aku tak membutuhkan mereka lagi. jadi ambilah.. “. Kwanghee tertawa puas dan segera mematikan ponselnya. “ Sial!!! “. Yuri merutuki dirinya. Sedangkan, tiffany terus menatap kedua orang yang memiliki hubungan dengan kwanghee satu persatu. Orang yang telah menyekap kedua yeoja yang sama berharga baginya.
Pesan singkat masuk ke dalam ponsel tiffany, yuri dan yoona. Ketiga yeoja itu segera membacanya.
Bawalah uang tebusan dan datanglah ke gunung jika kalian ingin menjemput dua yeoja ini. Oya.. aku dengar salah satu dari kedua yeoja ini demam. Ingat! Jangan meminta bantuan polisi atau pun yang lainnya. Kalau kalian melanggarnya, sesuatu akan terjadi pada kedua yeoja ini!
Ketiga yeoja itu saling berpandangan. Yuri, tiffany dan yoona. Rahang mereka mengeras dengan kedua tangan mereka yang terkepal kuat.
***
Kini, keempat orang itu sudah berada dikaki gunung. Yuri, yoona, tiffany dan krystal. Sedangkan sooyoung tak ikut. Tiffany meminta sooyoung untuk diam dirumah. Namun, hal ini tak membuat sooyoung berhenti bergerak. Bahkan kini dirinya dan sunny, sudah berkumpul dengan pasukan polisi tanpa sepengetahuan siapapun.
“ Eonnie.. percaya padaku. Aku tak memanfaatkan hyunnie “. Yoona memecahkan keheningan diantara mereka yang masih terus berjalan menyusuri jalan hutan menuju ke pegunungan. “ Aku mempercayaimu, yoongie “. Yuri merespon. Membuat tiffany menghentikan langkahnya. “ Jangan gegabah yul! Apa kau ingin tertipu lagi?? “. Tiffany menajamkan ucapannya, membuat yoona tertunduk lemas. Yoona merasa penjelasannya sia-sia. “ Sudahlah, sebaiknya kita berpencar. Aku dengan yoona dan kau dengan krystal “. Yuri segera menarik lengan yoona untuk menjauh dari tiffany dan krystal. Tiffany pun tak bisa menolak. Ia kembali melangkah diikuti krystal. Disepanjang perjalanan, pikiran tiffany tertuju pada jessica dan seohyun. “ Tiffany-ssi “. Krystal memanggilnya, membuat langkah tiffany terhenti. “ Maafkan aku.. “. Krystal menundukkan kepalanya dibelakang tiffany. “ Sudah terlambat “. Tiffany mengabaikannya dan kembali melanjutkan perjalanannya ke tempat tujuan. “ Cepat jalan! Apa kau ingin dimakan oleh seekor macan? “. Tiffany menoleh kebelakang dan kembali melangkahkan kakinya. Mendengar ucapan tiffany, membuat krystal bergidik ngeri dan segera berlari menyamakan langkahnya dengan tiffany.
***
Brukk…
Beberapa namja mendorong tubuh seohyun dan jessica untuk masuk ke dalam gudang usang mereka yang berada digunung. Kali ini, tak ada yang mengikat tubuh mereka setelah G.O memukul habis-habisan anak buahnya itu. namun, pengawasan terhadap mereka semakin diperketat. Jessica mengerang kesakitan, tubuhnya berkeringat. Membuat seohyun panik dan menarik jessica ke atas pangkuannya. “ Eonnie.. bertahanlah “. Seohyun menghapus keringat dipelipis jessica. jessica masih terus meringis. Matanya terpejam, bibirnya mengering dan suhu tubuhnya benar-benar sangat panas. G.O menghampiri mereka. berlutut dihadapan seohyun, menyamakan posisi mereka. “ Bagaimana keadaannya? “. G.O berucap sambil menempelkan punggung tangan dikening jessica. “ Semakin panas, tak bisakah kau membiarkan kami keluar dari sini? “. Bisik seohyun memohon, ia tau permintaannya ini tak bisa dikabulkan. Tak peduli G.O begitu merawatnya dengan baik. “ Mianne.. aku tak bisa melakukannya “. Bisik G.O dengan tatapan yang iba. Seohyun mengangguk mantap, dia mengerti bagaimana posisi G.O. “ Apa kau kekasih im yoona? “. G.O bertanya ragu. “ Ne, aku kekasihnya “. Jawab seohyun sambil mengelus lembut kepala jessica. G.O tersenyum dan beranjak dari sana. “ Apa yang kau lakukan disana, G.O? “. Seulong bertanya dingin sambil menunjuk ke arah seohyun dengan dagunya. “ Hanya memastikan, keadaannya baik-baik saja “. G.O kembali duduk sambil membaca komiknya. “ Menurut kalian, apa mereka akan menemukan keberadaan kita secepatnya? “. Kwanghee tersenyum evil sambil terus menatap pintu gudang dihadapannya. “ Aku tak yakin, hyung. Gudang kita yang berada digunung ini, sulit ditemukan “. Seulong mengambil beberapa makanan. Membukanya lalu memakannya lahap. Sedangkan, G.O tetap bersikap tak peduli.
***
2 jam kemudian..
Yoona dan yuri terus berjalan menyusuri jalan setapak yang sangat ekstrem. Langkah mereka terasa semakin berat, melihat betapa terjalnya pegunungan yang tengah mereka daki. Hingga tak lama kemudian, mereka melihat sebuah gudang usang dengan lampu seadanya yang tak jauh dari mereka. membuat yoona dan yuri bernafas lega. Akhirnya, mereka bisa menemukan gudang usang itu. disisi lain, tanpa kedua yeoja itu ketahui. Beberapa pasukan yang dikirim sunny dan sooyoung, mengikuti mereka. bersembunyi dibalik semak-semak. Anggota kepolisian dan beberapa pasukan yang sudah bersiap menyerbu gudang tersebut. Yuri dan yoona pun, menghirup nafas dalam-dalam sebelum akhirnya mereka semakin mendekat ke gudang tersebut.
“ Sepertinya fany belum sampai “ gumam yuri. “ Disini, eonnie.. kita lakukan bersama “. Dalam hitungan ketiga, yoona dan yuri menendang pintu besar gudang itu dengan sangat keras. Sebuah lampu yang sangat terang menyinari kedua yeoja itu. menyilaukan penglihatan yuri dan yoona. Beberapa tepukan keras bergemuruh disana, tawaan evil juga terdengar sangat jelas. Jessica dan seohyun terkejut, bahkan kali ini jessica membuka sedikit matanya. Memandang ke depan, tak jauh darinya. Memandang yeoja yang juga tak dapat ia lihat dengan jelas. Namun hanya satu nama yang keluar dari mulutnya. “ Tiff… “. Jessica memanggil nama itu. nama seseorang yang sangat ia cintai.
Dibalik semak-semak, semua pasukan mencoba menyusun strategi. “ Tolong hubungi bantuan, kerahkan semua pengamanan!! “ ucap salah satu pemimpin pasukan, untuk bersiap.
“ Akhirnya.. kalian sudah sampai?? Im yoona? Kaukah itu?? “. Kwanghee tersenyum evil. “ Dimana hyunnie?! “. Yoona berteriak. “ Yoongie! “. Seohyun memanggilnya. “ Bodoh sekali kau im yoona, tak bisakah kau melihat kekasihmu dan perawat kakakmu ditengah-tengah gudang ini? “. Kwanghee tertawa puas. “ Kami tak bisa melihat apapun, selain cahaya ini! “. Yuri berteriak. “ Ahh.. ternyata kau kwon yuri “. Kwanghee beranjak dari tempatnya. “ Yul..?? “. Jessica memanggil nama tersebut lemah dan ragu, namun terdengar jelas ditelinga yuri. “ Sica~ah.. kau dimana? Gwenchanayo?? Hyunnie, kau dimana?? “. Yuri terus bertanya-tanya. Lampu pun dimatikan. Menyisakan lampu remang-remang yang sebelumnya yuri dan yoona lihat. “ Hyunnie!! “ panggil yoona sambil berlari ke tengah dan memeluk seohyun. Namun, sebuah pelatuk diarahkan pada yoona. Yuri yang tak bisa melihat dengan jelas dimalam hari, tentu saja tak menyadari hal itu. sehingga pelatuk itu pun diledakkan.
DORRR..
“ YOONGIEE!! “. Seohyun berteriak ketika, berhasil menangkap tubuh yoona. “ Hyunnie~ah.. “ bisik yoona lemah.
***
Tiffany pov
Aku terus berjalan menyusuri jalanan seadanya. Sesekali melirik kebelakang, melihat keadaan krystal yang terlihat sudah kelelahan. “ Ppali.. kita tak punya banyak waktu! “ ucapku. Membuatnya kesal, menggerutu sambil sesekali mengerang. Kuhentikan langkahku, menoleh ke arahnya yang tengah memegang lututnya. “ Appo.. “. Krystal mengeluh sakit pada bagian lututnya, membuatku menghela nafas panjang. “ Kau payah sekali, mani appo?? “. Aku berlutut dihadapannya, memijat kecil lututnya sambil sesekali memandang wajahnya. Kupikir ia benar-benar kesakitan. Namun, sesuatu yang aneh kurasakan. Aku mendengar sesuatu bergerak dibalik semak-semak yang tak jauh dari kami. Mungkin sesosok manusia tak jadi masalah, yang aku masalahkan adalah bagaimana kalau dibalik semak-semak itu adalah seekor binatang buas yang siap menelan kami hidup-hidup. Tak lama kemudian, suara itu menghilang membuatku bernafas lega. “ Kau bisa berjalan? “. Tanyaku sambil beranjak, lalu menatapnya. “ Hmm.. aku baik-baik saja “. Krystal mencoba melangkahkan kembali kakinya, tetapi kulihat ia benar-benar kesakitan. “ Sepertinya kakimu terkilir “. Aku kembali berlutut, memeriksa kakinya yang sudah membengkak. “ Appo.. jinja, appo.. “. Erangnya kesakitan, membuatku tak tega dan kasihan. Aku mencoba memijat kecil kakinya, membenarkan engkel kakinya. “ Bagaimana?? “. Aku kembali beranjak, menanyakan keadaan yang sekarang ia rasakan. krystal tersenyum manis, baru kali ini aku melihat senyuman lain diwajahnya. “ Fany~ah.. “ panggilnya. Membuatku tersadar. “ Maafkan aku “ ucapnya. Belum juga aku menjawab ucapannya tiba-tiba..
Brukk…
Seseorang menabrak tubuhku sangat keras. Menjatuhkanku ke areal tanah yang lebih curam. Aku mencoba meraih apapun yang bisa kuraih, tetapi tak bisa. Aku terguling disepanjang tanah yang curam ini berbagai kerikil, batu yang cukup besar, pepohonan, ranting atau pun yang lainnya menghantam tubuhku sangat keras. Aku mengerang, berteriak sekeras mungkin. Berharap seseorang menghentikan tubuhku yang sampai sekarang belum berhenti menghantam benda keras lainnya. Hingga akhirnya, aku terjatuh diatas bebatuan keras. Dadaku terasa terdorong benda yang sangat berat
“ Aaaakkkkhhhhhh!!!!!!!!! “. Aku mengerang kesakitan! Ini sungguh sakit!! Kucoba untuk menggerakan tubuhku, tapi semua terasa sakit. Air mata keluar dari sudut mataku bercampur dengan cairan kental yang mengalir dari kepalaku.
Kucoba mengerjapkan mataku yang mulai buram. Dunia berputar, seakan tak lagi pada tempatnya. Aku mengerang, seperti inilah terakhir kalinya aku bisa merasakan dinginnya udara malam. Semua berbaur. Hingga berada pada satu titik yaitu kegelapan.
Aku tenggelam didalamnya.
Aku tak lagi mendengar jantungku yang berdetak.
Hela nafasku yang menderu.
Aku tak bisa mendengar apapun, hening dan gelap. Seperti terhisap ke dalam dunia yang berbeda.
***
Author pov
“ Akhirnya selesai juga tugasku “. Seulong menggesekkan kedua tangannya, puas dihadapan krystal. “ Maafkan aku.. maafkan aku.. “. Krystal berucap ketakutan, ketika melihat tiffany terjatuh ke dalam jurang setelah seulong berhasil mendorongnya. “ Apa yang kau takutkan?? Kita sudah selesai “. Seulong merangkul krystal. “ Tidak oppa, kau sudah membunuhnya “. Krystal menggelengkan kepalanya. Ia ketakutan didalam pelukan kakaknya sendiri. “ Waegeurae?? Kajja.. kita kembali “. Seulong menarik lengan krystal. “ Lepaskan oppa! Kau sudah membunuhnya! “. Krystal berteriak histeris dan mencoba melangkah mundur.
***
“ Angkat tangan!! “. Ditempat yang berbeda, beberapa pasukan akhirnya, mengepung mereka.
“ Sial!! Mereka membawa kepolisian! “ gumam kwanghee. Yuri segera berlari ke arah jessica dan memeluknya erat. “ Sica~ah.. “. Yuri terus memeluk erat jessica yang tak sepenuhnya sadar. Kwanghee menggeram! Ia mencoba untuk menarik pelatuknya lagi, namun G.O segera mengarahkan pistol dibelakang kepala kwanghee. Dalam satu hentakan semua terkendali oleh pasukan kepolisian. “ G.O apa yang kau lakukan?! “ teriak kwanghee. “ Mianne.. sebenarnya aku seorang polisi “. G.O tersenyum evil dan segera memborgol kedua tangan kwanghee. Kwanghee berteriak sekeras mungkin, ia benar-benar berhasil ditipu oleh G.O.
“ Maafkan aku “ bisik yuri ditelinga jessica. sedangkan yoonhyun, seohyun berteriak histeris mengkhawatirkan keadaan yoona yang tak bergeming didalam pelukannya. “ Yoona! “. Panggil yuri masih terus memeluk jessica. yuri menepuk punggung yoona cukup keras. “ Mwoya?? “. Yoona melepaskan pelukannya dari seohyun, membuat seohyun terkejut. Dilihatnya seringaian dorky diwajah kekasihnya. “ Tak usah khawatir, aku menggunakan kostum anti peluru “. Yoona terkekeh dan segera mendapatkan pukulan keras didadanya, membuatnya meringis kesakitan dan kembali memeluk seohyun. “ Sica~ah.. apa kau mendengarku?? “. Yuri mencoba mempertahankan kesadaran jessica, badannya benar-benar sangat panas.
Seorang pasukan menghampiri kedua pasangan tersebut. “ Semua sudah aman, kalian keluarlah lebih dulu. Kami akan menangkap pelaku-pelaku ini, helikopter sudah datang “. Tanpa banyak berfikir, yuri menggendong jessica dengan bridal style. Membawa tubuh jessica ke dalam helicopter, diikuti yoona dan seohyun.
***
“ Angkat tanganmu!! “ ucap salah satu polisi sambil mengarahkan pelatuk ke kepala seulong. Seulong yang terkejut, segera mengangkat kedua tangannya.
“ Krystal! Dimana tiffany-ssi?? “. Sooyoung dan sunny baru sampai ditempat tersebut. Melihat kedua yeoja dihadapannya, krystal semakin takut. “ Dia sudah mati! “ jawab seulong. “ Diam! “. Polisi itu segera memborgol kedua tangan seulong. “ t-tif-fany jatuh ke jurang “. Krystal tergagap hingga dirinya terpeleset dan jatuh ke dalam jurang yang sama dengan tiffany.
“ Arrghhhh!! “ teriak krystal
“ KRYSTAL!! “ teriak seulong, ketika melihat adiknya terjatuh ke jurang.
“ Bantuan!! Cepat kerahkan tenaga medis!! “ teriak sunny dan sooyoung panik. Bahkan, kini sunny sudah menangis didalam pelukan sooyoung ketika kembali pada kenyataan bahwa tiffany terjatuh ke dalam jurang yang sangat curam.
***
Helikopter yang membawa pasangan yulsic dan yoonhyun tengah terbang dilangit, sedari tadi genggaman tangan yuri tak pernah lepas menggenggam erat tangan jessica yang sesekali meringis kesakitan. Perhatiannya benar-benar terfokus pada yeoja yang terbaring dipangkuannya. Berbeda dengan yoonhyun yang masih terus berpelukan dan ikut mengkhawatirkan jessica.
“ Bagaimana dengan fany? Apa dia sudah sampai digudang? Kenapa dia sangat terlambat? “ tanya yuri pada yoona. Yoona menggelengkan kepalanya tak tau. “ Apakah fany eonnie sendiri? “ seohyun menatap wajah yuri dan yoona. “ Dia bersama krystal “ jawab yuri. “ Ahjussi.. bisakah kau cari tau keberadaan dongsaengku? Tanya yuri khawatir. “ Baik, akan segera dilaksanakan “. Pengemudi helikopter itu segera bertindak, mencari saluran radio yang menghubungkan pada beberapa pasukan yang mash beroperasi digunung. Hingga, terdengar suara keributan. Semua orang yang berada dihelikopter saat itu memasang benar-benar telinga mereka termasuk jessica.
“ Beritahu posisi kalian? “. Tanya ahjussi dengan cepat. “ Kami sedang beroperasi didekat jurang yang tak jauh dari gudang. Disini ada sooyoung dan sunny agashi. “ mendengar berita itu dari radio tersebut, membuat kening keempat yeoja itu berkerut. “ Apa yang sedang terjadi? “ tanya jessica lemah yang kini memandang wajah yuri. meminta yuri untuk menanyakan hal yang sama pada orang yang bicara diradio itu. yuri mengangguk “Apa yang sedang terjadi? “ tanya yuri. “ Tiffany-ssi terjatuh ke jurang dan tak lama setelahnya krystal-ssi yang jatuh ke jurang yang sama “ jelas orang itu. “ MWO??!!!! “. Semua orang begitu terkejut, terutama jessica. mendengar berita tersebut, jessica benar-benar kehilangan kesadarannya dengan mengeluarkan air mata dari sudut matanya. “ Sica~ah.. “. Yuri mengguncang-guncangkan tubuh jessica, sedangkan seohyun menangis histeris. “ Tak mungkin! “. Yuri berteriak histeris. “ Kami semua sedang berusaha menolongnya, helikopter juga sudah stand by untuk membawa tubuh mereka “. Pertama kalinya, yuri menangis histeris sambil mempererat pelukannya pada tubuh jessica.
***
Tiffany pov
“ Bertahanlah, bertahanlah fany~ah!!! selamatkan dia, jebal! “
“ Biarkan aku masuk! “
“ Andwe.. sica~ah “
“ Jebal.. fany~ah.. selamatkan dia, ahjussi! “
Dalam kegelapan yang senyap, menjeratku dalam kesendirian. Samar-samar aku dapat mendengar suara-suara itu. cahaya-cahaya yang menyilaukan penglihatanku. Suara-suara berpadu seperti keriuhan yang terasa jauh ditelingaku, sarat akan kepanikan.
Kemudian kembali hilang, tertelan dalam kubangan hitam. Seperti kembali terhisap dalam dunia yang berbeda. Mataku menangkap pergerakan-pergerakan itu, orang-orang yang berlalu lalang.
Bruk..
Aku merasakan hentakan pada tubuhku kemudian, kembali tenang dan hening. Ada sebuah ketenangan yang menelusup hatiku, terasa damai dan sejuk. Dengan begitu mudah aku telah sampai dihadapan padang rumput yang lenggang dan besar dengan bunga-bunga cantik bertebaran dimana-mana. Dalam menit-menit yang terasa abadi dalam hidupku. Aku kembali mendengar keriuhan itu, tubuhku terasa terguncang oleh hentakan yang menjatuhkan tubuhku. Namun, ada penyangga yang lembut penopang tubuhku, menjaganya tetap aman.
Harum yang begitu kental, obat-obatan rumah sakit. Aku dapat mengenalinya dengan baik, aku menyernyit, mengerang kesakitan. Membuka sedikit mataku, pandanganku kabur. Buram, namun dapat menangkap siluet-siluet itu. raut-raut cemas dari wajah-wajah orang diatasku. Mereka begitu sibuk, menekan beberapa tubuhku. Hingga kulihat beberapa orang familiar terlihat panik dan khawatir mengawasiku dari luar jendela. Menangis dan berteriak entah apa yang dikatakannya, aku tak bisa mendengarnya, tapi aku melihat orang yang benar-benar membuatku semakin sakit, ia benar-benar terlihat pucat, menangis histeris dipelukan kakakku. Dia.. jung sooyeon, jessica jung.
Aku terus memandangnya, mungkinkah aku masih hidup setelah ini? Berhasilkah orang-orang yang berada diatasku, menyelamatkanku?
Detik berikutnya, aku kembali terhisap dalam kegelapan yang sama. Keheningan yang sama. Mataku terpejam.
“ Kesadarannya kembali hilang! Siapkan alat kejut!! “.
Aku mendengar suara itu, bukan suara kepanikan yang berada diatasku. Tapi suara yang lembut, aku mengenalinya. Suara jessie..
“ Bertahanlah.. bernafas untukku, jebal.. “
***
Author pov
Jessica terus menangis dipelukan yuri, ia tak memperdulikan keadaannya yang sama mengkhawatirkannya seperti tiffany yang tengah berjuang untuk tetap hidup dibalik jendela yang menjadi pembatas antara mereka. beberapa kali dokter memberikan aliran listrik yang mengejutkan jantung tiffany agar tetap bertahan dan para suster begitu kewalahan menangani tiffany yang banyak mengeluarkan darah dari mulutnya.
“ Bertahanlah.. bernafas untukku, jebal.. “. Jessica berucap, membuat yuri semakin banyak mengeluarkan air mata dan segera memeluk erat tubuh jessica. hingga tak lama kemudian, jessica pun kembali tak sadarkan diri dan harus melakukan perawatan dengan ditemani sunny dan sooyoung.
2 jam kemudian, yuri, seohyun dan yoona yang masih setia menunggu kabar dari tiffany didepan ruang tindakan akhirnya beranjak dari tempat duduk mereka ketika melihat lee soo man keluar dari ruangan tersebut.
“ b-bagaimana keadaaan tiffany, ahjussi? Apa dia baik-baik saja? Tidak terjadi apa-apa padanya kan?. Seohyun memeluk yuri untuk memberikan sedikit ketenangan untuk kakaknya. Lee soo man melirik sekilas ke dalam ruang tindakan, menghela nafas panjang .“ Keadaan tiffany sangat mengkhawatirkan, sekarang ia masih dalam keadaan koma. Aku harap kalian tak meninggalkannya sendirian. Jika terjadi sesuatu segera panggil kami, sebentar lagi ia akan dipindahkan ke ruang ICU “. Ketiga yeoja itu segera melemparkan pandangannya pada seorang yeoja didalam ruang tidakan yang mereka sayangi terbaring lemah tak berdaya dengan dikelilingi beberapa kabel ditubuhnya untuk membantu kondisinya agar tetap stabil. “ Yuri-ssi aku juga ingin bicara padamu, bisakah kau ikut ke ruanganku? “. Yuri mengangguk mantap dan segera mengikuti langkah lee soo man dari belakang.
***
Sudah 10 hari semenjak terjatuhnya tiffany ke dalam jurang, dan yeoja itu belum sadarkan diri sampai detik ini. Ditemani anggota keluarga dan kerabat lainnya yang bergantian menjaganya tak henti berdoa untuk kesembuhannya. Semua orang mengkhawatirkannya bahkan semua orang didunia tengah benar-benar mengkhawatirkan. Berbagai issue tentangnya bertebaran dimana-mana, ada issue yang mengatakan tiffany tak bisa tertolong lagi dan sampai ada yang mengatakan bahwa tiffany sudah tiada. Berbagai kalangan selebriti dan rekan bisnisnya bergantian menjenguknya tetapi tiffany tidak juga sadar dari tidur panjangnya. Setelah lee soo man memberitahukan keadaan tiffany sebenarnya pada yuri saat itu, hal itu menjadi pukulan yang sangat keras bagi yuri. lee soo man mengatakan bahwa dada tiffany terbentur keras dan itu mengakibatkan retak dibeberapa rongga dadanya, membuat yeoja itu memuntahkan banyak darah. Beruntunglah persediaan darah dirumah sakit cukup untuk menanganinya ditambah tiffany mendapat donor darah pula dari taeyeon yang memiliki golongan darah yang sama. dan lagi, lee soo man mengatakan. Beberapa tulang rusuk tiffany retak dan terdapat darah yang tergenang dibagian perut dan kepalanya. Sehingga tiffany harus melakukan berbagai operasi. Dan kemarin adalah ke-4 kalinya tiffany melakukan operasi.
“ Ireona fany~ah “. Sunny mengelus lembut kepala yeoja yang terbaring lemah ditempat tidurnya itu, matanya masih terpejam. Wajahnya pucat dan terlihat sangat lelah, nafasnya masih terus dibantu oleh selang oksigen dihidungnya. Terkadag terdengar erangan kesakitan dari mulutnya, tetapi itu tak membuatnya terbangun dari tidur panjangnya. Ketika jessica telah pulih dari demamnya, ia senantiasa berada disamping tiffany ditemani yuri. Matanya selalu terjaga untuk mengawasi gerak gerik yeoja dihadapannya. tangannya terus menggenggam tangan pucat yeoja yang dicintainya itu, wajahnya sendu setiap melihat keadaan tiffany. Tak henti-hentinya ia memanjatkan doa, berharap tuhan mengabulkannya.
“ Fany~ah, aku merindukanmu “ yuri berdiri dikaki tempat tidur, memijit kaki tiffany yang berada dibawah selimut. Setelah mendengar keadaan tiffany yang sangat mengkhawatirkan, semuanya sepakat untuk tetap berada disamping tiffany. “ Hei.. tiffany-ssi, kau mendengarku?? “. Taeyeon duduk disebelah jessica yang masih terus menggenggam tangan tiffany. “ Apakah kau ingin mengalahkan anak ini? Mengalahkan tidur lamanya sica, kau berhasil.. jadi bangunlah “. Taeyeon mengelus rambut jessica lembut dan segera memberikan pelukan hangat pada jessica, seolah memberikan kekuatan untuk yeoja yang pernah membuatnya jatuh cinta itu. jessica tersenyum setelah taeyeon melepaskan pelukannya, ia kembali menatap wajah tiffany. Mengelus pipinya lembut. “ Tiff.. ireona, sayang.. “ mata jessica kini kembali berair. “ Apa kau tak merindukanku?? Ireona, jebal.. “. Kini, air mata jessica pun sudah keluar dari pelupuk matanya. Hingga 30 menit kemudian, suasana didalam ruangan itu hening dan tetap sendu.
“ J-jessie.. “. Terdengar suara parau dari tiffany. Dalam sekejap semua orang yang awalnya dikuasai oleh kekantukan kini semua mendekat ke arah tiffany. Jessica mengeratkan genggaman tangannya kepada yeoja itu.
“ Aku disini, tiff.. aku disini “. Jessica berbisik ditelinga tiffany, perlahan mata tiffany mulai terbuka membuat jessica tersenyum. Penantiannya telah berakhir. “ U-uljim-ma “. Mata tiffany masih setengah terbuka, tetapi tiffany masih bisa merasakan gadis yang dicintainya sedang menangis. Feelingnya berkata begitu. “ Aku tidak menangis, sayang.. bangunlah, kami mengkhawatirkanmu “. Jessica mengelus pipi tiffany lembut. “ Kau harus kuat sayang, buka matamu “. Jessica menguatkan genggamannya ditangan tiffany.
“ B-bohong jessi~ aakkh.. appo “ tiffany terus bergumam, matanya kembali menutup. Wajahnya terlihat sungguh sangat kesakitan. Sooyoung yang sebelumnya tengah memeluk sunny dengan cepat keluar untuk memanggil dokter, si shikshin itu tak sdar bahwa sebenarnya untuk memanggil dokter bisa ia lakukan hanya menekan salah satu tombol dikamar rawat tiffany.
“ Jangan tutup matamu, fany~ah..”. yuri berbisik ditelinga tiffany, memandang adiknya dengan mata yang berkaca-kaca. “ Bertahanlah, aku mohon fany~ah.. “ sambung yuri sambil mengelus lembut kepala tiffany yang dikelilingi perban. “ Buka matamu, sayang.. kau pasti kuat “ jessica kembali menguatkan genggaman tangannya. Tak lama kemudian, terasa gerakan lemah dari tangan tiffany. Tiffany mulai bergerak digenggaman jessica maupun yuri “ Fany~ah, kau bisa mendengar kami?? Ireona.. “. Yuri terlihat sedikit bahagia ketika merasakan gerakan tiffany dalam genggamannya. Tak lama kemudian, dokter dan suster pun berhamburan masuk ke dalam ruangan. Jessica, yuri dan yang lainnya menggeserkan posisinya. Memberikan ruang untuk dokter dan suster yang segera memeriksa tiffany dengan cekatan.
***
Keesokkan harinya, masih tetap sama. Semua kerabat dan keluarga mengelilingi tempat tidur tiffany, memberikan kekuatan lebih. “ Engghh.. “. Tiffany mengerang, membuat semuanya kembali mendekatkan diri pada tiffany. Perlahan, matanya mulai terbuka. Ia sedikit menyernyit untuk menyesuaikan cahaya yang terlihat sangat menyilaukan pandangannya. Sebuah senyuman mulai tergambar diwajah semuanya, jessica yuri, yoonhyun dan soosun. “ J-jessie “ panggil tiffany dengan suara yang parau. “ Ne, aku disini tiff.. “ jessica berbisik ditelinga tiffany. “ Diman-na ini? “. Mendengar ucapan tiffany, membuat jessica tersenyum. “ Ditempat mengerikan yang sangat kau benci, arro? “. Ucap sunny sambil terkekeh, membuat tiffany tersenyum. Kini, pandangannya sudah sangat jelas. Ia bisa melihat semua keluarga didekatnya, mereka tersenyum menyambut kehadiran pemilik eyes smile tersebut ditengah-tengah mereka. “ Tiffany-ssi, apa kau tak lapar? Sudah 11 hari kau tak makan, hanya mengandalkan selang infus yang kecil ini. Jika aku sepertimu, aku akan langsung meminta makan saat ini juga “ sooyoung berceloteh dan segera mendapat jitakan dikepalanya oleh sunny maupun yuri. membuat tiffany terkekeh namun, selanjutnya tiffany terlihat kesakitan sambil memegang dadanya. “ Tiff.. gwenchana?? Mani appo?? “ tanya jessica khawatir. “ G-gwenchanayo, jessie “. Tiffany tersenyum tipis. “ Berhubung kau sudah bangun, aku dan yang lain akan ke kantin dulu “ yuri berajak dari sisi tiffany, mengelus rambut dongsaengnya lembut. “ Apa kau ingin aku membelikan sesuatu untukmu, sica? “ yuri bertanya pada jessica. “ Belikan apapun yang bisa kumakan “ jessica terkekeh, membuat yuri pun ikut terkekeh. Ketika semua orang keluar dari ruangan tiffany, kini tinggalah jessica dan tiffany disana. tiffany telihat masih sedikit mengerang kesakitan dan dengan cepat, jessica menanganinya.
Jessica terus menatap tiffany dalam, mengelus pipinya lembut sambil tersenyum. “ K-kau semakin cantik, jessie “. Tiffany tersenyum manis sambil terus memandangi jessica “ Dan kau semakin kurus “. Jessica mengomel. “ Selama itukah aku tertidur, lalu bagaimana denganmu? Apa kau baik-baik saja? “ kini, giliran tiffany yang mengelus lembut pipi jessica. mengelus kelopak hitam dibawah mata jessica “ J-jangan dijawab, aku sudah tau jawabannya. Kau tampak sangat kelelahan dan mengerikan “. Jessica mengerucutkan bibirnya “ Kau hampir membuat jantungku berhenti berdetak, kau tau? “ jessica mengomel lagi. tiffany tersenyum, yang kini mengelus hidung jessica dan berakhir mengelus bibir jessica. “ Aku merindukan ini “. Jessica terdiam, wajahnya memerah sedangkan tiffany terlihat tak berdosa dan terus menatap bibir jessica. lalu, tiffany mendongakkan kepalanya menatap jessica yang terdiam. “ Aku hanya bercanda, jessie “ tiffany terkekeh dan langsung mendapat ice glare dari jessica.
Setelah tiffany tersadar dari komanya, keadaannya berangsur-angsur membaik. Semuanya berkat orang-orang yang setia mendukung dan senantiasa selalu disampingnya.
***
“ Kita mau kemana, tiff?? “ tanya jessica yang terus bertanya disepanjang perjalanan. Matanya tertutup oleh kain yang sengaja diikat oleh tiffany, tiffany hanya tersenyum sambil menggenggam tangan jessica. pandangannya tetap lurus kedepan, mengemudikan mobil sportnya ke suatu tempat. 30 menit kemudian, mesin mobil tiffany pun dimatikan oleh pemiliknya. Keadaan diluar sangat gelap gulita, tak ada lampu yang menerangi apapun disana. tiffany pun, segera membuka ikatan kain dimata jessica. “ Dimana ini?? Kenapa sangat gelap sekali?? “ ucap jessica bingung. “ Sebentar lagi kau akan tau, kajja.. “ tiffany keluar dari mobil, membukakan pintu untuk jessica. “ Aku takut, tiff.. tidakkah kita sedang bermain horor movie? “ tanyanya polos, membuat tiffany tertawa renyah. “ Kau terlalu sering menonton reality show snsd horror movie, jessie “ tiffany kembali terkekeh. “ Jja~.. “ tiffany menarik tangan jessica, menggenggamnya erat. Namun, karna jessica terlalu takut. Jessica memilih berjalan sambil memeluk tiffany dari belakang. “ Heyy.. jika kau berada dibelakangku, itu lebih menakutkan. Siapa tau ada sesuatu dibelakangmu “ tiffany menakit-nakuti jessica. “ Yahh!! jangan menakut-nakutiku, kalau begitu aku berjalan didepan! “ jessica segera melepaskan pelukannya dan berjala dihadapan tiffany. “ Jja~.. berhenti disini “ tiffany menghentikan langkah jessica. memberikan back hug hangat pada jessica. “ Apa maksudmu ini, tiff.. kau mau mencoba melakukan adegan romantis ditempat gelap seperti ini?? Bahkan aku sama sekali tak bisa melihat apa-apa disini “. Lagi~ jessica mengomel. “ Berteriaklah.. panggilah nama apapun itu yang ingin kau katakan “. Ucapan tiffany membingungkan jessica. “ Aku tak mengerti “ jessica mencoba mendongakkan kepalanya untuk menatap tiffany tetapi percuma, ia tak bisa melihat apapun saat ini selain gelapnya malam. “ Ayo.. katakan ‘aku benci kamu’ atau ‘jessica jung’ atau apapun itu “. Tiffany memberikan contoh pada jessica, membuat jessica terkekeh. “ Baiklah, aku akan mengikuti kemauan anehmu “. Jessica menghirup nafas dalam, mengumpulkan tenaganya lalu berteriak “ STEPHANY HWANG, KAU MENYEBALKAN TETAPI AKU MENYAYANGIMU!! “
JREEPPP…
Jessica membelalakkan matanya, mulutnya menganga lebar.
Suasana yang sebelumnya sangat gelap gulita dan tanpa cahaya apapun itu, kini terlihat terang. Mereka berada ditengah-tengah taman yang dikelilingi bunga-bunga indah dengan lampu-lampu indah, berwarna warni. “ Lihat itu “ bisik tiffany sambil mengarahkan telunjuk ke arah danau dihadapan mereka.
Jrepp..
Dengan cahaya lampu yang penuh, danau itu memperlihatkan bentuk sebuah hati yang sangat indah. Tiffany sudah membuat jessica shock dengan dekorasi taman yang dihiasi berwarna warni lampu, benar-benar penuh lampu. Ditambah tiffany mengejutkan jessica dengan danau yang memperlihatkan bentuk hati yang indah, membuat jessica terharu dan menitikkan air matanya. Keadaan mereka masih tetap sama, tiffany masih memeluk jessica dari belakang. Bahkan pelukannya semakin erat, tiffany memejamkan matanya. Menikmati moment itu, berharap waktu bisa berhenti dan membiarkan mereka untuk tetap seperti ini. Tiffany terlihat berbeda, ia benar-benar tak berhenti mengecup pangkal kepala jessica. menghirup harum rambut jessica. “ Ini indah, tiff “ jessica membalikkan tubuhnya, sehingga mata mereka kini bertemu. Saling berpandangan sangat dalam. “ Kau melakukan ini untukku? “ jessica mengelus lembut pipi tiffany. “ Ne.. ini untukmu “. Tiffany tersenyum lalu, mengecup kening jessica. “ Gomawo tiff.. jinja, ini sangat-sangat indah. Aku tak pernah tau, ada tempat seindah ini disini “ jessica segera memeluk hangat tiffany, senyumnya benar-benar tak pernah hilang diwajah pemilik gelar ice glare itu. “ Jessie.. “ panggil tiffany. Mereka pun melepaskan pelukan, saling berpandangan dalam dan cukup lama.
“ Aku sangat menyayangimu, aku juga sangat mencintaimu.. bahkan aku mampu membuatmu bahagia, namun.. ada yang lebih pantas berada disampingmu untuk selamanya. “ tiffany tersenyum sambil mengelus pipi jessica. ucapan tiffany berhasil menghilangkan senyuman yang sebelumnya terlihat jelas diwajah jessica. jessica menyernyit “ Apa maksudmu? “. Tubuh jessica bergetar, hingga tiffany harus kembali memeluknya. “ Bahagialah bersamanya “. Tiffany mengelus kepala jessica lembut, namun dengan cepat jessica melepaskan pelukan tersebut. “ Mworago?? “. Tiffany menggeserkan posisinya, membalikkan tubuhnya lalu merangkul jessica. mata jessica membelalak ketika melihat sosok yuri yang sudah tersenyum dihadapannya sambil memegang sebuket bunga yang cantik. “ Dia sudah menunggumu, dia juga sangat mencintaimu. Terbukti saat dimana aku koma dan tak bisa berada disampingmu saat itu. Yuri selalu bersamamu, selalu memelukmu disetiap malam datang. Disaat kau membutuhkan seseorang yang bisa menenangkanmu. Dia bisa melakukannya lebih baik dariku, jessie.. “ tiffany menatap mata jessica dalam sambil tersenyum, namun dilubuk hatinya perasaannya kini sudah hancur. Tiffany kembali pada kenyataan pahit dihadapannya, “ Aku harus pergi, silahkan nikmati malam ini bersama-sama “. tiffany kembali memberikan pelukan hangat pada jessica, kemudian berjalan menghampiri yuri
“ Berbahagialah.. Jagalah dia untukku karna mencintainya adalah hal yang terindah yang pernah aku rasakan “ bisik tiffany dan langsung ditanggapi dengan anggukan mantap dari kakaknya itu. tiffany menghela nafas panjang, tersenyum manis dan meninggalkan kedua orang tersebut.
Ia berjalan keluar dari taman dengan mata yang berkaca-kaca, perlahan namun pasti air mata keluar dari pelupuk matanya. Hingga langkahnya terhenti ketika melihat seorang yeoja yang berdiri membelakanginya tak jauh dihadapannya. ukuran badannya tidak terlalu tinggi, cocok dibilang imut. Lalu yeoja itu menoleh kebelakang, membuat mata mereka bertemu. Ia memperlihatkan tawa dorky sambil melambaikan tangannya. Namun, cepat-cepat lambaian tangan yeoja itu diturunkan karna memperlihatkan buket bunga cantik yang seharusnya menjadi kejutan untuk tiffany. Lalu, yeoja itu menghampiri tiffany sambil terus tertawa dorky bahkan sekali-kali tertawa ahjumma.
“ Taetae?? “. Tiffany mengerutkan keningnya, ketika akhirnya mereka saling bertemu. “ Anyyeong sahabatku, ini untukmu “. Taeyeon menyodorkan sebuket bunga cantik berwarna pink pada tiffany “ Ini hadiah untukmu, karna kau sudah sembuh dengan cepat dari dugaan para medis “. Taeyeon terkekeh, lalu mengeluarkan sesuatu dari saku hoodienya “ Dan ini, hadiah untuk ulang tahun sahabat yang sangat aku sayangi dan banggakan. Maaf aku terlambat memberikan ini, aku baru pulang dari amerika tadi sore. Kau memberiku banyak pekerjaan, menyebalkan “ omelnya, membuat tiffany tersenyum malu. “ Kajja.. sooyoung dan sunny sudah menunggu kita “. Taeyeon menarik lengan tiffany, selama ini tiffany dan taeyeon sudah bersahabat. Persahabatan mereka bermula saat sunny sering memperlihatkan hasil photoshoot taeyeon dan dirinya pada tiffany, sampai suatu saat mereka terlibat pekerjaan bersama hingga memutuskan untuk menjadi sahabat baik. Tak ada yang tau, baik jessica, yuri, ataupun seohyun. Yang tau hubungan persahabatan mereka adalah sunny dan sooyoung.
“ Yyah!! Kiddo.. jangan lupa beli minum untukku disana “. Sooyoung berucap ketika, jendela mobilnya diturunkan. “ Ahh.. shikshik yang menyebalkan, aku beli minum dulu fany~ah “. Tiffany terkekeh, ketika melihat tampang kesal taeyeon, taeyeon pun segera membeli minuman untuk soosun. Tiffany masih diam ditempatnya, perasaannya masih tak karuan.
Puk..puk..
Seseorang menepuk bahu tiffany, membuat tiffany langsung membalikkan tubuhnya. “ Jessie?? “. Tiffany terkejut bukan main, ketika melihat jessica yang sudah berada dihadapannya. “ Kau meninggalkan sesuatu “ ucap jessica dingin. “ Maksudmu? Aku tak merasa meninggalkan sesuatu “. Tiffany menatap jessica bingung. “ Pabo! “. Jessica menjitak kepala tiffany namun, hal itu tetap membuat tiffany semakin bingung. “ Kau meninggalkan hatimu dihatiku dan itu tak mungkin terlepas dari tubuhku! “. Mendengar ucapan jessica, membuaat tiffany terkejut. Terdiam tak bisa berkata apa-apa. “ Aku mencintaimu, tiff.. “. Jessica memeluk tiffany erat, sangat erat hingga tak terasa air matanya membasahi bahu tiffany. “ Kau tak menjawabnya? Kau tak mencintaiku? “. Jessica berucap namun, tetap didalam pelukan tiffany. “ Ani, ani.. tetaplah seperti ini “ ucap tiffany yang menahan jessica yang mencoba melepaskan pelukan darinya. “ Aku sangat mencintaimu jessie, sangaat mencintaimu tetapi kalau kau mencintaiku, bagaimana dengan yuri?? bukankah kalian sama-sama saling mencintai?? “ tanya tiffany ragu.
“ Itu dulu, sekarang aku hanya menganggapnya sebagai adikku “. Kini, yuri sudah berada dihadapan tiffany sambil tersenyum senang. Membuat jessica segera melepaskan pelukannya dari tiffany dan menatap yuri sambil tersenyum manis
“ Dialah kebahagiaanku “ ucap yuri sambil menunjuk seorang yeoja yang tak jauh dari jessica dan tiffany. “ Hyorin inmida “ ucap hyorin sambil berbungkuk dan tersenyum manis.
“ SARANGHAE STEPHANY HWANG!! “
“ NADO SARANGHAE JESSICA JUNG!! “
“ HEII KALIAN BERISIK!! “. Taeyeon berteriak membuat semua orang tertawa terbahak-bahak
“ Pabo! “ jitak sooyoung.
“ YAHH SHIKSIN!! “
END
Alohaaa… huaahhh.. jari-jari gw keriting bukan main. Adakah pertanyaan?? Mesti banyak. Well tadinya, aku mau bikin ending back to the couple, yulsic dan taeny. Tapi, baca comment kalian, aku anggap sebagai polling ending cerita ini. Dan kebanyakan pilih ending JETI, yang yulsic shipper pun sampai ada yang minta JETI aja hahaha.. well.. ini ending terpanjang yang aku buat. Pasti banyak yang bertanya-tanya, kenapa kok taeyeon sama tiffany bisa bersahabatan. Rahasia itu hanya, taeny, tuhan dan author yang tau. Haha.. persahabatan mereka memang gak diceritain, tapi persahabatan mereka bermula dari sunny. Yang udah langganan jadi model taeyeon dan hasilnya selalu diperlihatkan pada tiffany. Yaa.. seperti yang dijelaskan di atas.
Maaf-maaf sebelumnya, si gw yang lagi kontroversi hati dan tak ada keharmonisasian pikiran belum menjawab comment kalian satu persatu. Semoga gak terjadi kudeta yaa?? Elaahhh… labil ekonomi *abaikan
Setelah aku baca ulang chapter sebelumnya, ternyata apa yang selama ini aku takutkan terjadi. Si aku gak sengaja masukin bahasa kamusnya si viki presetyo wedaaann! Se edan, edannya itu.. maaf yaa para readers. Semoga setiap cerita yang aku buat bisa berkesan dihati kalian, seperti GGT hahaha *plakk bikin orang galau.
Okee.. see you next FF, keep smile SONE JJANG!!