Quantcast
Channel: Xolovestephi
Viewing all articles
Browse latest Browse all 206

(Chaptered) Everyone Love Her 5

$
0
0

“ Dia selalu bisa menebak, kalau alasanku tadi.. bukan alasan yang sebenarnya “ batin taeyeon

“ Heyy.. taeng, katakan padaku “

“ Bagaimana jika aku mencintaimu? “ tanya taeyeon ragu, membuat jessica membelalakkan matanya

Title : (Chaptered) Everyone Love Her 5

Author: https://www.facebook.com/sofie.fasya.06?ref=tn_tnmn, @fiefasya (Twitter), sofie_fasya_ (Instagram)

Genre: Yuri, romance, etc.

Main cast: Tiffany Hwang, Jessica Jung, Kim taeyeon, Kwon Yuri

Support cast: Find your self

Note : cerita ini bergenre yuri. Ini hanya untuk hiburan semata, bagi yang tidak menyukainya.. silahkan tinggalkan ff ini XD

***

Tiffany pov

Aku duduk dikursi kerjaku sambil bersandar dan memandang keluar jendela, pemandangan luar dari sini hanya sebuah awan yang cerah dan selalu membuatku semangatku kembali aku dapatkan untuk bekerja. melanjutkan usaha kedua oragtuaku, berusaha untuk bertahan hidup untuk kedua saudaraku. Yuwrie dan seohyun, bagaimana pun aku sangat menyayangi mereka. Jarak yang tercipta diantara kami dikarenakan tak ada kedua orangtua kami lagi yang selalu mengayomi kami dan tak membiarkan kami jauh satu sama lain. Termasuk dongsaengku seohyun yang memilih berubah daripada harus terhanyut dalam kesedihannya setiap hari, tetapi perubahannya bukan perubahan yang positif namun yang negatif. Aku sangat sedih melihat perbedaannya saat ini dengan yang lalu.. dan lagi, jarak yang timbul antara aku dan yuwrie pun terjadi. Ini terjadi karna beberapa tahun terakhir ini dia ataupun aku terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing. Terlebih aku sempat marah padanya, karna membiarkan aku susah sendiri mengurus semuanya. Beruntunglah ada sooyoung dan sunny yang selalu membantuku kapanpun aku membutuhkan mereka, aku sangat berterimakasih pada mereka berdua. Aku bahkan, ingin menjodohkan mereka sebagai ucapan terimakasihku. Yah! Meskipun, sooyoung menjabat sebagai pengasuhku bagaimanapun kini ia juga menjabat sebagai sekretaris perusahaan dan keluargaku. Apalagi studinya pun, tak jauh dari aku yang lebih dulu menyandang gelar s3 karna IQ-ku yang menurut orang-orang luar biasa. Aku pikir semua orang memiliki IQ yang sama hanya saja cara berfikirnya berbeda, pasti berbeda. Jika pikiran semua orang sama, akan jadi apa dunia ini. Pabo! Lupakan..

Kupejamkan mata ini menikmati cahaya yang menembus dari jendela ruanganku dan menghirup dalam-dalam aroma teraphy kesukaanku. Ohh ya, aku baru sadar.. kalau aku baru meminta sulli untuk memecat salah satu office boyku yang tak bekerja dengan sungguh-sungguh, sebenarnya aku sangat kasian dengan office boy itu.. hajiman, lebih baik aku meminta sulli untuk menambahkan uang pesangonnya.

TING…

Bunyi pintu lift terdengar olehku, aku tak bergeming. Kudengar dengan jelas langkah kaki sooyoung yang sudah tak asing bagiku, inilah salah satu hobbyku. Mengamati dan mendengarkan langkah kaki orang-orang yang menghampiriku, mengingat kalau ruanganku begitu sunyi. Sehingga, aku bisa mendengar dengan sangat jelas apa yang mereka lakukan meskipun dengan mata terpejam.

“ Okshi.. agashi, apa anda sedang istirahat? “ tanyanya ragu, aku tersenyum mendengar ucapannya yang gugup. dengan cepat, aku memutarkan kursiku untuk melihat sooyoung.

“ Wae? “

“ Ohh.. aku pikir, kau sedang istirahat. Dimana aku menyimpankan pakaianmu, agashi? “

“ Aku akan segera memakainya “ jawabku yang segera beranjak dari kursi tetapi, kepalaku terasa pusing ketika beranjak.

“ Omo.. gwenchana?? “ tanya sooyoung khawatir, ketika melihat aku memegang kepalaku yang terasa pusing

“ Ani, gwenchanayo.. bisakah kau membantuku? Aku hanya sedikit pusing saja “

“ Baiknya anda istirahat dulu, agashi “

“ Gwenchanayo, bukankah aku sudah sering seperti ini?? “ tanyaku sambil terkekeh, membuatnya menggelengkan kepalanya pasrah menghadapi aku yang begitu keras kepala. Ia pun, membantuku untuk berjalan ke ruang ganti dan menungguku diluar.

“ Soo.. apa kau sudah mencari orang yang selama ini aku cari di amerika? “ tanyaku sambil mengganti pakaianku dari dalam ruang ganti

“ Maksudmu, jung sooyeon agashi?? “

“ Ne, apa kau sudah menemukan keberadaannya?? Entahlah, saat aku bertemu dengan perawat yang menanganiku dirumah sakit seoul itu. aku merasa tak asing lagi, bisakah kau selidiki perawat itu? “ pintaku yang segera keluar dari ruang ganti dan masih mengancingkan beberapa kancing kemejaku

“ Ohh.. ne, secepatnya aku akan menyelidikinya “ jawabnya

TING!!

Bunyi pintu lift pun, kembali kudengar.

“ Fany~ah.. “ panggilnya dengan berlari kecil ke arahku

“ Sunny, kau sudah ada disini? Mianne.. “ sesalku karna lupa tak memberitahu kepulanganku yang begitu cepat

“ Kau gila, fany~ah “ ucapnya kesal

“ Anyyeonghaseyo, sunny agashi “ sapa sooyoung sambil membungkukkan tubuhnya dan tersenyum pada sunny

“ Ne “ jawabnya singkat dan hanya sekilas menoleh ke arahnya, lalu kembali menatapku sambil tersenyum

“ Waeyo? “ tanyaku penasaran

“ Mwo? “ tanyanya

“ Ada apa dengan kalian?? Apa kalian bertengkar sebelumnya? “ tanyaku menggoda

“ A-aaa-aniyo, agashi “ bantah sooyoung

“ Mwoya, kau gugup soo. Aku sudah lama mengenalmu “

“ Ne, dia menggodaku fany~ah “ rengek sunny

“ NE?? Menggodamu?? Itu tandanya, ia menyukaimu sunny “ jawabku sambil terkekeh

“ Yah!! “ ucap sunny yang berhasil membuatku tertawa

“ Kajja, biar aku yang memakaikannya untukmu “ ucap sunny dengan mengambil blazer milikku dari tangan sooyoung

“ Kalau begitu, aku permisi agashi “ pamit sooyoung yang tersipu malu ketika matanya dan sunny bertemu, mereka benar-benar membuatku ingin tertawa lepas. Tak lama setelah sooyoung keluar, sunny memincingkan matanya padaku. Menakutkan..

“ Mwo?? “

“ Putar tubuhmu, agar aku mudah memakaikan blazer ini “ pintanya sambil mengerucutkan bibirnya didepanku

“ Kau sangat lucu, sunny~ah.. gomawo ne “

“ Cheonmaneyo “ jawabnya sambil kembali memperlihatkan senyuman manisnya

“ Apa kau lapar? “ tanyanya girang

“ Hmm… hmm.. “ jawabku sambil mengangguk mantap dan berekspresi seperti anak kecil

“ Kajja.. “ ajaknya dengan menarik lenganku untuk keluar dari ruangan

Tiffany pov end

***

Taeyeon pov

Haruskah aku mengatakan perasaanku sekarang? Secepat inikah? Tapi.. Lihat saja dia, matanya tak berhenti membelalak padaku. Membuatku gugup dan otakku memanas dengan sekejap waktu. Aigoo… ottokkae?? Apa aku harus menarik ucapanku lagi?? hajiman…

Mata kami masih terus saling bertatapan, aku tak mengerti tatapan apa yang dia perlihatkan padaku selain keterkejutannya atas apa yang aku katakan padanya. Disisi lain, aku tak ingin membuatnya bingung karna selama ini aku tau kalau sica hanya menganggapku sebatas kakak dan adik, dia masih mencari pujaan hatinya dimasa kecil. Cinta bertepuk sebelah tangan bukan? Menyedihkan..

(Hening..)

“ Sica.. “ panggilku

“ … “

“ Yah! Seserius itukah dirimu?? Aku hanya bercanda, sica “ ucapku sambil tertawa dengan sedikit dibuat-buat dihadapanya. Lalu, menampar tangannya pelan membuat keningnya mengerut

“ Wae? “ tanyaku

“ Apa kau sedang bercanda denganku, taeng?? Itu sama sekali tidak lucu! “ ucapnya yang segera beranjak dari sampingku lalu, berjalan meninggalkanku dengan mengerucutkan bibirnya.

“ Yah, sica! Jangan marah! Mianne! “ ucapku yang sedikit berteriak, agar ia bisa mendengar suaraku dibalik pintu kamarnya. Tapi, mungkin sekarang ia benar-benar sudah marah padaku. Aku hanya bisa mengehela nafas panjang dan masuk ke dalam kamarku yang bernuansa biru. Kurebahkan tubuhku diatas ranjang dan memandang langit-langit kamar, seolah aku sedang melihat awan cerah seperti awan cerah hari ini diluar sana.

“ Bagaimana mungkin perasaan ini semakin bertumbuh padamu, padahal aku tau kalau kau sudah menempatkan seseorang dihatimu selain aku. Teman masa kecilmu, apa dia lebih baik dariku yang selalu berusaha menjaga untuk melindungimu. Tak bolehkah aku mencintaimu?? Tak bisakah kau melirikku meskipun hanya sekejap? “ gumamku yang diakhiri dengan nafas panjang dan mencoba memejamkan mataku untuk beristirahat meskipun haya sebentar, karna sore nanti aku akan kembali bekerja sama halnya dengan sica.

Brukk..

Pintu kamarku terbuka kasar dan berhasil mengejutkanku, sehingga dengan cepat aku beranjak untuk duduk.

“ Taeng!! “ panggilnya dengan menatap tajam ke arahku. Chankmann.. apa yang sudah aku lakukan sebelumnya, selain mengungkapkan perasaanku padanya. Dia benar-benar menakutkan.. hellsica

“ M-m-mwo?? “ tanyaku gugup, kulihat ia menghampiriku dan menarik paksa lenganku.

“ Yah!! Waegeurae?? “ tanyaku bingung lalu, ia menghentikan tarikan tangannya dan memandangku

“ Aku lapar taeng “ rengeknya manja. Cih.. tatapannya yang sebelumnya ia sembunyikan kemana, dia benar-benar…

“ Mwo?? Kau seperti ini hanya karna lapar?? “ tanyaku tak menyangka. Memang sudah tak aneh dengan sikapnya yang seperti ini, ketika ia lapar tetapi ketika dia sudah merasa tenang. Ia pergi ke kamarnya dan tertidur pulas tanpa ada yang bisa membangunkannya jika tak terpaksa aku harus mencium pipinya atau keningnya.

“ Ayolaaahh omma taeng, aku lapar. Aku ingin makan “ rengeknya manja

“ Tapi, kita belum berbelanja lagi sica “

“ Kalau begitu kita bisa makan diluar, kajja.. “ ajaknya yang kembali menarik lenganku untuk keluar rumah.

Taeyeon pov end

***

Jessica pov

“ Bagaimana jika aku mencintaimu? “ tanyanya ragu, membuat aku terkejut dengan  membelalakkan mata dihadapannya. dan kulihat ia begitu gugup dengan wajahnya yang memerah, apa aku tak salah mendengar saat ini?? Apa dia benar-benar mencintaiku?? Padahal, ia sudah tau dari dulu kalau aku masih menunggu seseorang yang selama ini aku nanti. Teman masa kecilku, Stephany Hwang. Keringat dingin kurasakan disekujur tubuhku, tak mungkin kalau taeng benar-benar mencintaiku. Karna selama ini, aku hanya menganggapnya sebagai kakakku. Kakak yang selalu menyayangiku, melindungi dan merawatku dengan baik.

Aku tak bergeming dan masih menatap matanya.

 “ Sica.. “ panggilnya

“ … “

“ Yah! Seserius itukah dirimu?? Aku hanya bercanda, sica “ ucapnya sambil tertawa ahjumma dihadapanku. Lalu, menampar tanganku pelan membuat keningku mengerut. Dia menyebalkan..

“ Wae? “ tanyanya

“ Apa kau sedang bercanda denganku, taeng?? Itu sama sekali tidak lucu! “ ucapku yang segera beranjak dari sampingnya dan berjalan meninggalkannya, aku benar-benar mengerucutkan bibirku sekarang.

“ Yah, sica! Jangan marah! Mianne! “ ucapnya yang sedikit berteriak, dan ucapannya masih bisa kudengar dari balik pintu kamarku. Aishhhh.. dia benar-benar menyebalkan jika sudah seperti ini, candaan yang sama sekali tak lucu. Tetapi, jika taeng benar-benar mencintaiku.. lalu, apa yang harus aku lakukan??

“ Ahh.. lebih baik aku mulai beristirahat, karna nanti sore aku harus kembali untuk bekerja “ gumamku yang segera membaringkan tubuhku diatas ranjang dan memejamkan mataku.

10 menit kemudian…

Krrrkrkkkkk..

Sial, perutku menyalakan alarmnya. Aku lapar, aigooo.. kalau aku lapar seperti ini mana bisa aku tertidur pulas. Tak ada cara lain, selain menarik paksa taeng untuk membuatkanku sarapan.

Dengan cepat, aku beranjak dari ranjangku dan berlari keluar kamar untuk menghampiri kamar taeng.

Brukk..

Kubuka pintu kamarnya kasar dan aku pikir, aku sudah berhasil mengejutkannya. Terlihat dirinya yang segera beranjak duduk diranjangnya dan membelalakkan matanya padaku.

“ Taeng!! “ panggilku dengan menatap tajam ke arahnya, bermaksud membuatnya sedikit ketakutan. Karna melihat ekspresinya yang ketakutan itu membuatku ingin tertawa

“ M-m-mwo?? “ tanyanya gugup, aku segera menghampirinya dan menarik lengannya.

“ Yah!! Waegeurae?? “ tanyanya yang membuatku menghentikan tarikan tanganku padanya dan aku segera menatap matanya tajam

“ Aku lapar taeng “ rengekku manja. Aku selalu senang, bersikap manja padanya hehe..

“ Mwo?? Kau seperti ini hanya karna lapar?? “ tanyanya yang tak menyangka.

“ Ayolaaahh omma taeng, aku lapar. Aku ingin makan “

“ Tapi, kita belum berbelanja lagi sica “

“ Kalau begitu kita bisa makan diluar, kajja.. “ ajakku yang kembali menarik lengannya untuk keluar rumah. Kami pun segera menaiki sepeda motor imutnya dan segera meluncur ke jalan raya, rasanya sangat bahagia ketika merasakan terpaan angin yang mengenai wajahku. Kurentangkan kedua tanganku dan sedikit berdiri dibelakangnya..

“ Yah, sica! Kau akan celaka “ ucap taeng khawatir, aku tak menanggapinya. Justru aku semakin nekat dengan memejamkan mata ini..

“ Yah! Sica, aku tak main-main. Ini berbahaya “ ucapnya khawatir dan bisa kurasakan, tangannya yang memegang butt-ku. Membuat mataku membelalak karna terkejut dan wajahku memerah, menahan amarah yang ingin aku keluarkan saat ini juga.

“ Waeyo? “ tanyanya polos tanpa menoleh ke arahku, karna ia masih harus berkonsentrasi sebelum kami sampai ditempat tujuan.

“ YYAAH! KIM TAEYEON, APA YANG SUDAH KAU LAKUKAN PADA BUTT-KUUUU??!!! “

“ OMO! Hellsica!! Mianne, aku tak bermaksud untuk memegang buttmu “ ucapnya sambil mencoba menahan pukulan yang aku lemparkan padanya.

“ KIM TAEYEON, PABO!!! “ rengekku yang terus memukuli bahunya sedangkan, dia sesekali tertawa puas.

Ngeeeeengzzzzz..~

Sebuah motor moge melewati kami dan hampir membuat motor taeng kehilangan keseimbangan, akibat motor mode yang melewati motor kami dengan cukup kencang. Kulihat motor moge yang ditumpangi dua orang dan tak jauh dari kami itu. mereka sombong sekali!

“ Taeng, tak bisakah kau menyusul moge itu?? “ pintaku kesal

“ Kau seperti tak tau kekuatan motor imutku, sica “ jawab taeng sambil tertawa dorky. Lihat saja, jika aku bertemu lagi dengan moge itu. aku akan membalasnya!

Jessica pov end

***

Normal pov

Ngeeeeeengzzzzzhhhh…~

Tiffany mengemudikan motor moge kesayangannya yang ia ambil dengan melakukan perdebatan kecil sebelumnya antara dirinya dengan sooyoung dan sunny. Namun, pada akhirnya tak ada yang bisa mengalahkan keinginan seorang tiffany hwang miyoung dan itu membuatnya tak berhenti untuk tersenyum disepanjang jalan. Tiffany begitu mahir dalam mengendarainya, menyusul satu persatu kendaraan didepannya. Seolah ia ingin tak ada kendaraan yang lain didepannya kecuali kendaraannya.. tiffany baru saja melihat motor imut dengan kedua penumpang yang begitu ceroboh, penumpang dibelakangnya memukul-mukul pengendaranya. Dan itu membuat tiffany geram, jika sesuatu terjadi pada mereka dan menyebabkan kecelakaan.. tentu saja ia juga pasti terkena imbasnya maka dari itu, dengan cepat ia menyusul motor imut itu dengan kecepatan yang semakin tinggi.

Sunny begitu ketakutan dengan motor moge yang dikemudikan tiffany, karna tiffany melajukan motornya dengan sangat kencang. Membuat sunny melingkarkan tangannya diperut tiffany..

“ Yah, fany~ah.. kurangi kecepatanmu, aku masih ingin hidup. Jebal… “ rengek sunny yang semakin ketakutan, terlihat dari eratan pelukannya ditubuh tiffany yang semakin mengencang. Tetapi, tiffany tak menanggapinya.. ia begitu merindukan mogenya sejak lama. Karna beberapa tahun terakhir ini, dia selalu melakukan perjalanan yang cukup jauh dikorea dan mengharuskannya untuk menggunakan mobil.

“ Kalau moge ini hanya diajak jalan dengan kecepatan 80 km/jam, kau hanya akan membuang-buang waktuku untuk bekerja. lagipula, aku sudah sangat lapar sunny~ah “ jawab tiffany tanpa membuyarkan konsentrasinya untuk memandang lurus ke depan, setelah berhasil menyusul motor imut yang kini berada dibelakangnya.

Tak lama kemudian, tiffany dan sunny pun telah sampai disebuah restorant yang mewah. Dan restaurant itu adalah restaurant kesukaan tiffany dan keluarganya, lagipula.. restaurant itu juga sudah menjadi miliknya sendiri. Tiffany sengaja membeli restaurant ini, karna banyak sekali kenangan yang indah saat bersama kedua orangtuanya maupun kedua saudaranya.

“ Apa yang ingin kau pesan, fany~ah? “ tanya sunny memecahkan keheningan sambil membalik-balikkan buku menu. Sedangkan, tiffany sedari tadi menengadahkan kepalanya.. memandangi interior elegant berwarna emas yang tak pernah ia rubah semenjak ia membelinya.

“ Fany~ah ” panggil sunny sekali lagi dan berhasil membuat tiffany membuyarkan lamunannya kemudian, menoleh ke arah sunny.

“ Mwo? “

“ Apa kau melamun?? Sedari tadi aku memanggilmu, apa yang ingin kau pesan fany~ah? “

“ Hmm.. “ gumam tiffany yang segera membalik-balikkan buku menunya cukup lama, pelayan dan sunny pun hampir kewalahan menunggunya.

“ Terserahmu saja “ jawabnya singkat

#Gubrakkk

“ Aigoo.. fany, fany, fany, fany.. “ ucap sunny sambil menggelengkan kepalanya dan hanya mendapatkan respon senyuman manis dari tiffany

“ Kami pesan menu sarapan yang terbaik direstaurant ini, lalu kami ingin.. bla… bla… bla.. terakhir, satu minuman hangat yang tebaik disini “ ucap sunny, membuat tiffany terkekeh geli

“ Baik, kami akan menyiapkannya. Silahkan menunggu 5 menit lagi “ ucap pelayan

“ Terlalu lama, siapkan hidangan itu kurang dari 5 menit “ ucap tiffany tegas

“ Ne?? Ba-bbaik agashi “ jawab pelayan gugup dengan wajahnya yang memerah, karna berhubung pelayan itu orang baru disini dan pertama kalinya ia mendengar suara husky seorang tiffany hwang yang banyak dikagumi orang-orang. Lalu, pelayan itu pun segera undur diri dengan kegirangan yang terpancar diwajahnya. Sedangkan tiffany masih menertawakan sunny ditempatnya..

“ Mwo? “ tanya sunny bingung

“ Kau bawel sekali, sunny~ah.. apa kau tak lihat, pelayan itu kewalahan mencatat semua pesananmu? “

“ Itu masalahnya, fany~ah.. bukan masalah kita “ jawabnya santai sambil mengambil ipad dari dalam tasnya dan meyodorkannya dihadapan tiffany

“ Mwoya? “ tanya tiffany bingung yang segera mengambilnya dari tangan sunny

“ Hasil pemotretanku kemarin “ jawab sunny sambil tersenyum senang

“ Lalu, apa yang harus aku lakukan dengan ini? “ tanya tiffany polos, tetapi sebenarnya tiffany senang sekali mengerjai sunny. Karna sudah tak aneh lagi baginya, ketika sunny melakukan pemotretan.. sunny selalu ingin tiffany melihatnya dan memujinya. Tetapi, tiffany tak merasa keberatan dengan itu semua. Justru tiffany dengan senang hati berkomentar dan memujinya karna tiffany menyayangi sunny seperti dia menyayangi saudara-saudaranya.

“ Aishh.. “ kesal sunny dengan mencubit kecil lengan tiffany

“ Yah! Appo.. “ ringis tiffany sambil mengusap-usap tangannya yang sakit

“ Kalau saja kau tak menyebalkan, aku tak mungkin mencubitmu fany fany tiffany “

“ Arrasseo, mianne sunny~ah “ jawabnya sambil mencubit pipi sunny dan kini, giliran sunny yang protes.

***

Disisi lain..

Jessica dan taeyeon duduk disalah satu meja, disebuah restaurant kecil yang bersebrangan dengan restaurat mewah nomor satu dikorea.

“ Apa yang ingin kau makan pagi ini, sica? “ tanya taeyeon sambil tersenyum manis

“ Aku ingin jjajamyun?? “

“ Jjajamyun?? Makanan apa itu?? kita sedang tak makan diwarung karapitan, sica *abaikan kita sedang tak makan direstaurant bakmie, sica “

“ Kalau begitu, kau saja yang pesan. Kau membuatku bingung “

“ Baiklah, aku akan memesan makanan terenak direstaurant ini dan aku akan mentraktirmu “ ucap taeyeon girang

“ Jinjayo?? “ tanya jessica yang sama girangnya

“ Geurom, makanlah yang banyak “ jawab taeyeon sambil tertawa ahjumma

***

Yuri pov

Aku terbangun dari tidur panjangku dan aku baru tersadar kalau saat ini, aku sedang tidak tidur dikamarku. Aku beranjak duduk dari ranjang tempatku berbaring dan memijit sebentar kepalaku yang terasa masih pusing, ku edarkan pandanganku mengitari kamar yang sudah sangat familiar bagiku.

“ Kau sudah bangun, yul? “ tanya hyorin yang dengan cepat menghampiriku dan memeluk tubuhku

“ Apa aku sedang berada diapartmentmu?? “ tanyaku ragu, setelah ia melepaskan pelukannya padaku

“ Tentu saja, dimana lagi kalau bukan diapartmentku? Apa kau sudah melupakannya? “

“ A-ani.. aku masih ingat dengan jelas kamar ini.. “. Kamar yang selalu kami habiskan untuk menikmati waktu berdua.

“ Apa kau masih merasa pusing? “

“ Sedikit “

“ Kajja, minumlah obat penghilang rasa sakit ini agar kau tak merasa pusing lagi “ ucapnya sambil menyodorkan sebuah obat dan air mineral ke hadapanku, aku pun segera mengambilnya dan meminumnya.

“ Gomawo.. “ ucapku

“ Jika, kau masih merasa pusing. Istirahatlah terlebih dahulu “

“ Aniyo, gwenchanayo.. jam berapa ini? “ tanyaku

“ Jam 9, wae?? “

“ Mwo?? Aku harus bekerja hyorin, kalau aku terlambat. Fany bisa saja, mencabut pengawasanku “  jawabku terkejut, dan dengan cepat aku beranjak lalu membersihkan diri.

20 menit kemudian, aku masih berada didalam kamar mandi dan sudah membersihkan diri. Kini, aku hanya menggunakan bathrobe sambil memandang sosokku didepan cermin, aku harus bisa memegang kepercayaan fany untuk memegang anak perusahaan kedua orangtuaku.

Tok.. tok.. tok..

Kulihat dari cermin, pintu dibuka dan hyorin berjalan menghampiriku sambil tersenyum manis. Lalu, ia memberikan backhug yang hangat padaku dengan salah satu tangannya yang memegang sebuah pakaian.

“ Pakailah pakaian ini “ ucapnya sambil mencium bahuku

“ Bukankah ini pakaianku? Kau masih menyimpannya? “

“ Tentu saja, bagaimana aku bisa membuang pakaian seseorang yang masih aku cintai. Hmm? “ tanyanya lagi sambil berbisik seduktif ditelingaku

“ Jangan berulah lagi, kali ini hyo “ ucapku kegelian sambil tersenyum

“ Waeyo? Aku merindukanmu “

“ Aku harus bekerja, aku tak boleh menyia-nyiakan kepercayaan fany untuk memegang salah satu anak perusahaan kedua orangtuaku “

“ Jinjayo?? Kalau begitu, sekarang  kau sudah terlambat. Ppali ganti bajumu “ ucapnya yang terlihat panik

“ Err.. kemana ekspresimu sebelumnya yang mencoba menggodaku, huh? “

“ Tak ada, aku lebih mendukungmu untuk lekas bekerja “

“ Baiklah, kau keluar dulu. Aku akan mengganti pakaianku “

Yuri pov end

***

Sunny dan tiffany pun sudah selesai menghabiskan waktu sarapan mereka direstaurant tersebut, sama halnya dengan taeyeon dan jessica yang sama-sama sudah terpenuhi kebutuhan perutnya. Keempat orang itu pun, segera menaiki motornya.

“ Kemana aku harus mengantarmu, sunny? “ tanya tiffany yang sudah meluncurkan mogenya ke jalan raya

“ Apartment, aku sangat lelah fany~ah “

“ Baiklah, pegangan yang kuat “

***

“ Kajja.. “ ucap taeyeon yang menarik lengan jessica untuk melingkarkan tangannya ditubuhnya, jessica pun mengikuti keinginannya. Bahkan, jessica menyandarkan kepalanya dipunggung taeyeon. tak lama kemudian, taeyeon pun sudah meluncurkan motor kecilnya ke jalan raya

“ Apa kau mengantuk, sica? “ tanya taeyeon memecahkan keheningan

“ Hmm “ jawab jessica sambil mengangguk

“ Tidurlah.. “ ucap taeyeon sambil memegang kedua tangan jessica yang melingkar sempurna ditubuhnya dengan satu tangan.

Sementara itu, tiffany yang sudah menurunkan sunny didepan apartmentnya kembali meluncurkan mogenya. Mengingat jarak apartment sunny dan restaurant yang mereka singgahi tak terlalu jauh, tiffany begitu berkonsentrasi mengendarai. Tak lama kemudian, pikirannya terhadap yuri terlintas dibenakknya. Dengan cepat, ia menekan handsfree yang menggantung ditelinganya untuk melakukan panggilan..

“ Soo.. kita bertemu dirumah sakit seoul, aku ingin bertemu yuri “ ucap tiffany singkat dan segera memutuskan panggilannya, dengan cepat ia semakin menambahkan kecepatan hingga pandangan matanya berhenti memandang ke satu fokus.

“ Bukankah.. itu terlihat seperti perawat yang bekerja dirumah sakit seoul sebelumnya?? “ gumam tiffany, ketika melihat sosok seorang yeoja familiar memeluk seorang yeoja yang mengendarai motornya yang lebih imut dari mogenya. Tiffany pun, mencoba mendekatkan diri ke arah motor itu dan benar saja.. yeoja itu adalah yeoja yang ia temui dirumah sakit, yeoja yang menanganinya. Jessica.. tetapi, tiffany tak mengenali yeoja yang mengendarai motor imutnya itu.

“ Dia dengan seorang yeoja?? “ gumam tiffany dengan mengerutkan keningnya

Dengan senyuman evil, ide gila tiffany terlintas dibenaknya. Dengan kopling tangan yang dimasukkan, tiffany memutar gasnya penuh sehingga menghasilkan bunyi knalpotnya yang keras.

Brumm… brum… brumm…

Dengan kecepatan tinggi, tiffany menyusul motor imut itu lagi dan mencoba sedikit mengerjainya. Dan itu berhasil membuat motor imut taeyeon terserempet oleh mogenya, membuat pemiliknya dan juga penumpang dibelakangnya terkejut. Kemudian, jessica dan taeyeon terjatuh. Beruntunglah kecepatan taeyeon tidak cepat justru ia memperlambat kecepatan motornya karna jessica yang mencoba untuk tertidur dipunggungnya. Tiffany yang merasa puas, dengan cepat melajukan kembali mogenya dengan kecepatan penuh

“ Mianne “ batin tiffany

***

“ YYAH!!! “ teriak jessica keras, ketika ia terjatuh dari motor bersama taeyeon

“ Gwenchana? “ tanya taeyeon khawatir sambil mencoba memeriksa tubuh jessica dengan teliti

“ Ahh.. gwenchana taeng. Apa kau juga baik-baik saja?? “

“ Ne, gwenchanayo “ jawab taeyeon yang segera beranjak dan mengulurkan tangannya untuk menarik jessica

“ Sepertinya orang itu sudah tak asing lagi bagiku, taeng “

“ Kau mengenalnya?? “

“ Mungkin, lebih baik kita segera pulang “ jawab jessica santai tak lama kemudian, ponselnya berdering. Tanpa melihat siapa penelfonnya, jessica segera menerima panggilannya

“ Yeoboseyo?? “

“ Jessica-ssi? “

“ Ne, ini aku. Nuguseyo? ”

“ Ahh.. aku yuri, bisakah kau datang ke rumah sakit? “

“ Hajiman, pagi ini bukan jadwalku untuk bekerja “

“ Kau datang kesini terlebih dahulu, karna ada beberapa hal yang ingin aku bicarakan denganmu. Aku tunggu, oke? “

Klik..

Sebelum jessica menjawabnya, panggilan mereka diputuskan lebih dulu oleh yuri.

TBC



Viewing all articles
Browse latest Browse all 206