Quantcast
Channel: Xolovestephi
Viewing all articles
Browse latest Browse all 206

We’ll be Together [3]

$
0
0

Title : We’ll be Together [3]

Author: Adelayn_Tiffany

Genre: Yuri, Romance, sad, etc.

Note : cerita ini bergenre yuri. Ini hanya untuk hiburan semata, bagi yang tidak menyukainya.. silahkan tinggalkan ff ini dan diharapkan jika ingin copy paste, silahkan disertai pula dengan nama authornya. Saling menghargai yaa dan please, dont keep silent!! XD

***

 

Flashback

Disebuah cafe yang cukup sepi, terlihat dua orang namja paruh baya yang tengah berbincang serius ditempatnya. Tempat yang mengarah pada seorang bartender yang sama sekali tidak tertarik dengan perbincangan serius yang sebenarnya cukup menegangkan. Bagi seorang bartender, tugas ia hanya melayani konsumennya bukan untuk memata-matai atau bahkan mendengar satu pembahasan kedua namja paruh baya tersebut.

Hingga tak lama kemudian, si bartender menyingkir sejenak dan meninggalkan dua namja paruh baya itu dengan salah satu dari mereka yang terlihat terus memperlihatkan senyuman evilnya. Sedangkan, namja paruh baya lainnya terlihat tegang dan nampak tengah berfikir keras.

“ Kau tak punya banyak waktu, Hwang. Hancur dua sekaligus, atau selamatkan assetmu “

“ Menyelamatkan assetku tidak harus mengorbankan partner usahaku sekaligus usaha sahabatku, Oh- Changmin “ . Namja paruh baya yang sibuk dengan pikirannya, akhirnya menoleh dan memandang namja yang bernama Oh-Changmin itu dengan murka. “ Aku tak akan pernah membiarkan sahabatku kesulitan, lebih baik usahaku yang hancur tetapi tidak dengan dia. Bersainglah dengan sehat, Oh-Changmin “

Oh- Changmin semakin tersenyum evil mendengar penuturan namja disampingnya. “ Percuma, meskipun usaha kau hancur. Usaha sahabatmu itu tetap akan hancur dan akan sulit untuk bangkit kembali “

“ Hentikan semua rencana busukmu, Oh-Changmin. Bagaimana pun, usaha yang membuahkan hasil yang cukup besar sekarang ini berkat kerja sama kita. Kita sama-sama merintis semua ini dari nol. Jadi, hentikan rencanamu untuk menjatuhkan salah satu diantara kami “

“ Heii.. inilah dunia bisnis, Hwang. Bukankah ini sangat mengasyikkan? Tentu! “ ungkapnya antusias sambil menepuk kedua tangannya, di ikuti gelak tawa kepuasan dari namja itu. Hal itu, membuat Hwang naik pitam hingga detik selanjutnya namja paruh baya itu beranjak dari tempatnya dengan sekejap dan memandang dingin atas sikap sahabatnya.

“ Sebaiknya hubungan persahabatan kita sampai disini saja, aku merasa sangat malu memiliki sahabat yang begitu jahat sepertimu! Dan jangan lagi memintaku untuk menemuimu dan satu lagi, hentikan semuanya! “. Hwang beranjak dan meninggalkan Oh-Changmin yang masih nyaman duduk ditempatnya, respon yang diperlihatkan Oh-Changmin saat itu hanya tersenyum tipis dan terkekeh. Segumpal ide di otaknya sudah benar-benar tersusun rapi dikepalanya.

“ You will lose, Hwang and Kim! “

 

5 hari kemudian..

Tok tok tok..

Disaat kesibukkannya yang semakin menggila di tiap harinya, Hwang menghentikan sejenak gerakan tangannya yang terus menari di atas keyboard laptop saat mendengar ketukan pintu di ujung ruangan kerjanya. Ia memicingkan matanya karna merasa aneh dengan suara ketukan itu. tentu saja siapa yang tidak aneh jika di waktu dini hari seperti ini, ada seseorang yang mengetuk pintu ruang kerja diperusahaannya sendiri. Padahal, ia tau bahwa karyawannya sejak pukul 8 malam sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Cukup ketakutan memang, jika suara ketukan itu atas ulah makhluk lain selain manusia. Namun, ia jauhkan pikiran itu dengan bergegas beranjak dari tempatnya dan mendekat ke arah pintu untuk memastikan siapa tamunya di waktu dini hari itu.

Semakin namja paruh baya itu mendekat ke arah pintu, ketukan pintu itu semakin terdengar keras. hingga detik selanjutnya, Hwang terkejut bahkan terdorong ke belakang saat seseorang membuka paksa pintunya dan mendorong tubuh namja itu kasar.

“ Jaejoong!! Gwenchana!?? “ tanyanya khawatir seraya mencoba untuk menangkupkan kedua tangannya di kedua bahu sahabat terbaiknya, namun belum juga Hwang menyentuh bahu sahabatnya itu, Jaejoong menepisnya kasar.

“ IGE MWOYA!??? “ teriaknya tepat didepan wajah Hwang, membuat Hwang memejamkan sejenak matanya dan terdiam untuk mencerna kata-kata namja dihadapannya itu. “ Jelaskan padaku, apa maksud dari semua ini! APA!?? Mengapa tanpa alasan, aku di depak dari dunia pembisnisan. WAE!? “. Kembali Jaejoong berteriak dihadapan Hwang, seraya memperlihatkan selembar kertas yang cukup membuktikan semua alasannya mengapa ia datang dan berdiri dihadapan Hwang.

Detik selanjutnya, Hwang membelalakkan matanya. Di selembar kertas yang berasal dari organisasi pembisnisan di dunia tertera nama Jaejoong disana, dengan berbagai persetujuan yang tak bisa digugat, Jaejoong resmi di depak dari dunia bisnis dan asset perusahaannya akan segera diambil alih. Namun, satu hal yang membuat tubuh Hwang bergetar hebat disertai kedua mata yang berkaca-kaca. Di akhirnya selembar kertas tersebut, banyak pembisnis yang menandatangani keputusan tersebut, termasuk tanda tangan Hwang. Padahal Hwang tak pernah menandatangani sebuah keputusan, Hwang adalah sosok namja yang sangat teliti atas semua berkas yang datang padanya untuk ditandatangani. Itu artinya, seseorang telah menyalahgunakan tanda tangannya tanpa persetujuannya. Merekayasanya sehingga tanda tangan itu terlihat murni berasal dari Hwang.

“ C-chankman, aku bisa menjelaskan semuanya. I-i-ini bukan tanda tanganku, aku sama sek–.. “

“ Klasik, James Hwang!! Kau akan mengelak itu bukan tanda tanganmu, EOH!? Jika ini bukan tanda tanganmu, lalu siapa!? “

“ A-aku tidak tau, tapi demi tuhan Kim Jaejoong. Aku sama sekali tidak–.. “

 

BUGH!!

 

Jaejoong melayangkan pukulan yang cukup keras diwajah Hwang, membuat namja paruh baya itu tersungkur ke lantai.

“ Kalian sama saja! Sama-sama brengsek!! Kalian–..!! Aku sangat kecewa padamu, Hwang! Sampai kapanpun, aku tak akan pernah memaafkanmu!! Demi tuhan, semoga tuhan membalasnya!! “. Dengan emosi yang memuncak, Jaejoong melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Hwang.

Perlahan, butiran krystal mengalir deras dari pelupuk mata kedua namja itu. Hwang yang masih terduduk dilantai, hanya bisa memandang punggung sahabatnya yang sangat berharga dihidupnya. Sosok sahabatnya yang mampu membuat dunianya cukup berwarna dengan hubungan mereka yang cukup istimewa.

“ Semua ini hanya salahfaham, Jaejoong. Percayalah.. “ gumam Hwang dengan kedua tangannya yang mengepal kuat. “ Kau berhasil dengan rencanamu, Oh-Changmin “.

.

.

BREAKING NEWS: Kim Taeyeon yang merupakan aktris muda yang sangat berbakat rupanya telah memutuskan untuk bekerja sama dengan salah satu majalah dewasa ternama dikorea. Dengan kecantikannya yang begitu natural, ia memperlihatkan keindahan tubuhnya dengan berpose toples. Kami masih belum mendapatkan konfirmasi dari pihak manajemen Kim Taeyeon, sedangkan dari pihak majalah dewasa itu sendiri membenarkan atas kerja sama yang dilakukan mereka dengan aktris yang selalu bersinar dijagat hiburan sampai saat ini. Info selanjutnya, akan kami hadirkan di beberapa jam selanjutnya.

Klikk–..

Seorang yeoja yang duduk nyaman disofa depan televisi menghela nafas dan menengadahkan kepala sambil memejamkan matanya. Ia baru saja mematikan televisinya dan mengetahui kabar yang tengah beredar saat ini. Ia juga menjadi tau, masalah apa yang sebenarnya telah terjadi pada sahabatnya yang begitu sangat merepotkan semalam dan sampai saat ini sahabatnya itu belum terbangun dari tidurnya.

Hingga tak lama kemudian, ia beranjak dari tempatnya dan mendekat ke arah tempat tidur yang berada tepat dibelakangnya. Ia duduk di tepi tempat tidur itu dan memandangi wajah sahabatnya, sesekali ia juga mengelus kepala yeoja itu ataupun sekedar menyibakkan rambut yang menghalangi sebagian wajah sahabatnya.

“ Tiffany pabo! “ gumamnya tanpa mengalihkan pandangannya dari yeoja dibawahnya itu, “ Tak bisakah kau memanfaatkan sahabatmu ini untuk menceritakan semua masalahmu, eoh? “

Sedetik kemudian, tubuh Tiffany bergerak. Ia mengerang kecil dengan ekspresi wajahnya yang terlihat menyakitkan, membuat yeoja yang tersadar akan gerakan tubuh sahabatnya itu sedikit khawatir.

“ Ugh, appo! “ erangnya, dengan cepat sahabatnya mengambil air minum dan menarik tengkuk Tiffany untuk memintanya meminum air mineral tersebut. Detik selanjutnya, Tiffany meneguk air mineral itu dan perlahan membuka kedua matanya.

“ H-h-hyoo.. “ panggilnya lirih

“ Gwenchana?? “

“ Kepalaku sakit “

“ Minumlah painkiller ini dan beristirahatlah “. Tiffany mengangguk dan kembali mendapatkan air mineral dan sebuah obat untuk ia makan, setelah itu ia memilih untuk bersandar di headbed sambil memandang pergerakkan Hyoyeon.

“ Aku minta maaf karna telah merepotkanmu, Hyo “ ucap Tiffany yang masih terlihat lemas, seraya melihat senyuman mengejek dari sahabatnya itu.

“ Kau benar-benar merepotkanku, bahkan semalaman Miss Hwang “ ungkap Hyoyeon seraya pandangan matanya menyusuri wajah Tiffany yang memiliki beberapa luka memar diwajah itu. “ Semalam.. emosimu meledak, tanganmu terluka karna kau mencengkram kuat sloky vodka hingga pecah dan kau juga mendapat pukulan yang keras dari beberapa yeoja yang kau serang sendiri. Tapi kau tak usah khawatir, aku sudah membereskan semuanya. Padahal kau tau, wanita-wanita itu ingin sekali membawamu ke kantor polisi “ sambungnya membuat dahi Tiffany berkerut.

Dahi tiffany berkerut bukan berarti ia tidak ingat apa yang terjadi semalam, tetapi ia hanya tak menyangka bahwa apa yang terjadi semalam akan menjadi masalah yang cukup besar bagi dirinya sendiri.

“ Kau tidak ingat, hm? “. Tiffany mengangguk perlahan dengan air muka yang benar-benar bagaikan seorang malaikat, berbeda sekali dengan ekspresi yang terjadi pada Tiffany tadi malam. Sangat berantakan dan menakutkan.

“ Tapi mereka telah mengatai Taetae murahan, Hyo. Aku tak bisa terima.. “ jelasnya, membuat Hyoyeon terkekeh

“ Bagaimana jika dia memang murahan? “

“ Yah!! Mwoya!! “. Tiffany memukul lengan Hyoyeon cukup keras dan berkali-kali, membuat Hyoyeon kewalahan menerima pukulan dari sahabatnya itu.

“ Ahaha.. arrasseo, arrasseo.. aku hanya becanda Fany~ah “

“ Kau menyebalkan, Hyo. Bagaimana kau bisa mengatakan hal itu pada sahabatmu ini, dia kekasihku. Sampai kapanpun Taetae adalah kekasihku, aku hanya butuh waktu untuk menerima keadaan ini–.. “

“ Itu artinya.. kau memaafkan apa yang ia lakukan dengan berpose toples, eoh?? Apa kau gila!? “. Tiffany terdiam, ketika Hyoyeon menyinggung perihal Taeyeon yang tampil di majalah dewasa.

“ Itu adalah salah satu kesalahanku, Hyo. Seharusnya ak–.. “

“ Jangan menyalahkan dirimu sendiri, Fany~ah karna semua ini bukan salahmu. Taeyeon bukan lagi anak kecil, hanya wajahnya saja yang terlihat masih anak kecil. Dia sudah berumur, apakah dia tidak memikirkan pekerjaannya itu?? “

“ Meskipun dia sudah ber–.. “

“ Fany~ah!! Berhenti membela Taeyeon yang jelas-jelas salah! Aku tak suka, jika kau malah membela orang yang salah. Akan jadi apa dirimu nanti?? “. Hyoyeon beranjak dan menatap Tiffany kesal dan ini kali pertamanya Tiffany melihat Hyoyeon berteriak padanya. Membuatnya terdiam, sekaligus terkejut.

 

 

Tiffany keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk kering, ia berjalan mendekat ke arah televisi dan mendaratkan butt-nya di sofa. Sejak 1 jam lalu, Hyoyeon meninggalkan Tiffany seorang diri dengan alasan membeli sarapan untuk mereka. Sehingga untuk membunuh kebosanannya Tiffany memilih untuk membersihkan tubuhnya, meskipun sakit dikepalanya semakin ia rasakan.

Detik selanjutnya, Tiffany meraih remote televisi dan menyalakan televisi tersebut. hingga tubuhnya membeku saat melihat siaran langsung dihadapannya itu, dimana sebuah mobil yang sudah tak asing lagi baginya berhenti di depan sebuah management industri hiburan dan mobil itu dilempari sebuah telur oleh banyaknya orang yang mengerumuni mobil tersebut. Sekejap kedua matanya berair, saat melihat bahwa beberapa bodyguard tengah membantu seseorang keluar dari dalam mobilnya itu. Hingga Tiffany tak menyadari bahwa butiran krystalnya sudah mengalir deras dari pelupuk matanya. Tiffany menangis.

“ Fany~ah, aku kembal–.. i.. “

.

.

“ Yahh!! KIM TAEYEON!! KAU HARUS MUNDUR DARI DUNIA HIBURAN!!! “ teriak beberapa orang yang mencoba menarik tubuh kecilnya dari penjagaan kuat sang bodyguard.

Terlihat sekali, bahwa Taeyeon cukup ketakutan saat melihat amukkan masa dengan cemooh-an kasar padanya. Ingin sekali ia menangis saat ini, tetapi sosoknya tak pernah ingin memperlihatkan kelemahannya dimuka umum. Sekuat tenaga Taeyeon akan berusaha untuk tetap berdiri dan memperbaiki semua kesalahannya, meskipun ia tau.. bahwa perjalanan hidup seorang Kim Taeyeon akan menjadi lebih sulit dari apa yang dibayangkannya.

Membayangkan kehidupannya dimasa depanlah yang membuat tidurnya tak nyenyak, padahal seluruh barang Tiffany yang tersimpan rapi di kediamannya sudah ia susun dengan tujuan untuk menemaninya ditempat tidur. Namun, semuanya sia-sia. Taeyeon hanya mengingkan kekasihnya saat ini, meminta maaf padanya karna kesalahan bodoh yang telah ia perbuat.

Semuanya menjadi sangat rumit.

Jika ia tak bisa menahan semua permasalahan tersebut, Taeyeon bisa saja melakukan apapun yang sewaktu-waktu mampu merenggut nyawanya. Tetapi kembali lagi, ia begitu percaya diri dengan pikiran-pikiran positifnya bahwa Tiffany masih membutuhkannya. Harapan Taeyeon ada pada Tiffany, demi Tiffany—Taeyeon rela melakukan apapun, ia juga rela dicaci maki karna memang semua ini real kesalahannya.

“ Masuklah, ppali!! “ pinta salah satu bodyguard sopan, dengan cepat Taeyeon berlari kecil ke dalam agencynya dan bergegas pergi ke salah satu ruangan yang di duga adalah ruang kerja CEO agency tersebut.

Sebelum Taeyeon masuk ke dalam ruangan yang bagaikan sebuah ruangan penyiksaan baginya, berkali-kali Taeyeon menarik nafas dan mengeluarkannya secara perlahan. Keringat dingin mengalir dari pelipisnya, hingga kedua tangannya pun ikut dingin. tak lama kemudian, Taeyeon meraih gagang pintu tersebut dan memutar knopnya.

M-miss .. aku sudah datang “ ucap Taeyeon terbata-bata sambil melangkahkan kakinya masuk ke dalam ruangan tersebut.

“ O-ohh.. Kim Taeyeon, kemarilah “. Yeoja yang dipanggil Miss oleh Taeyeon itu, bergegas duduk disebuah sofa yang sudah tersedia diruangannya dan menepuk bahan kulit yang begitu elegant itu.Detik selanjutnya, Taeyeon duduk tak jauh dari CEO itu dan siap mendengarkan wejangan atau apapun itu.

“ M-maafkan aku Miss–.. “

“ Seohyun, panggil aku Seohyun atau Seo sudah cukup. Lagipula, umurku masih muda Taeyeon-ssi “ ucapnya sambil tersenyum manis. Terus terang, ini kali pertamanya bagi Taeyeon bertemu dengan CEO agencynya sendiri, ia tak menyangka bahwa CEO-nya itu masih sangat muda dan cantik. Dan dari ekspresi wajah CEO tersebut, terlihat sekali ketenangan disana padahal yang terjadi saat ini dengan artist dibawah naungannya sangat kacau.

“ Aku sudah memecat managermu “ ungkap Seohyun, membuat Taeyeon terperangah.

“ M-me-memecatnya?? W-wae?? “

“ Kau masih bertanya?? Kau boleh mengatakan pada semua orang bahwa semua ini real kesalahanmu. Tapi kau tak bisa membohongiku, Taeyeon-ssi “. Seohyun mengela nafas dan memandang lurus ke depan. “ Bagaimana bisa aku memberikan manager yang begitu bejad pada sosok yeoja berhati mulia sepertimu, Taeyeon-ssi. Aku benar-benar minta maaf.. “ sambungnya seraya memandang Taeyeon miris.

“ Aku baru tau dari stalking artist-artistku, bahwa managermu merengek padamu agar kau mau memadatkan pekerjaanmu. Menerima semua tawaran pekerjaan yang datang padamu tanpa memilah milah, di awal kau debut, mungkin semua pekerjaan yang di ambil baik-baik saja. Tetapi dengan alasan kedua orangtuanya sakit keras, dia membutuhkan biaya banyak dan tempat ia berlari mencari pertolongan hanya padamu. Tidakkah kau menandatangani kontrak tersebut dibawah rengekkan bahkan ancaman dari manager itu, hm? Katakan padaku, aku benar bukan? “. Tubuh taeyeon bergetar hebat, bahkan kini kuku-kuku bukunya memutih.

Tak dapat dipungkiri, semua yang dikatakan Seohyun memang benar. Taeyeon memang menandatangani kontrak kerjasama dengan majalah dewasa, tetapi semua itu karna dia merasa sangat kasihan dengan alasan-alasan yang dikatakan managernya. Secara tidak langsung, Taeyeon juga mendapatkan ancaman yang membuatnya tak bisa berfikir karna ancaman itu membawa-bawa kekasihnya. Tiffany.

Taeyeon tak ingin Tiffany diperas(?) oleh managernya sendiri dengan membawa-bawa namanya. Tiffany sudah banyak membantunya, ia tak ingin membuat Tiffany kesusahan. Ini urusannya, sudah seharusnya Taeyeon lah yang menghandle semuanya, bukan Tiffany yang sudah kesusahan menghandle perusahaannya yang begitu besar. Sehingga inti yang membuat Taeyeon terpaksa ikut andil dalam majalah dewasa itu tak lain karna dibawah tekanan dan ancaman berbagai hal dari managernya sendiri.

“ Maafkan aku, Seohyun-ssi.. aku benar-benar–.. “

“ Jinja! Manager sialan! “

 

Brak!!

 

Taeyeon terlonjak kaget saat Seohyun menggebrak meja dihadapannya. Taeyeon pikir CEO yang terlihat berwajah baik itu tetap saja seperti apa yang ia dengar dari banyak artist sesama agency-nya. CEO-nya itu selain terkenal baik, Seohyun juga terkenal kejam dalam memanage manager-managernya dibawah naungannya. Itulah yang membuat Taeyeon lebih banyak diam dan tak berani memandang CEO-nya itu.

“ Sepertinya aku tak hanya akan memecatnya, tetapi aku akan menjebloskannya ke penjara saat ini juga. Terimakasih karna kau telah jujur padaku, Taeyeon-ssi. Apapun yang terjadi, aku tak akan melepaskanmu dari agency-ku. Aku akan membantumu membangun image-mu lagi. Aku janji.. “

“ Gamsahamnida, Seohyun-ssi.. “

.

.

Salah satu mobil sport limited edition baru saja melajukan kendaraannya di sepanjang pinggiran jalan seoul yang cukup sepi dengan udara yang begitu sejuk. Atap mobil tersebut dibiarkan terbuka begitu saja, hingga mempelihatkan dua orang yeoja yang terlihat begitu mesra tengah menyandarkan kepala mereka satu sama lain dari samping seraya salah satu yeoja yang tengah mengendarai mobil sport itu yang terus menggenggam tangan yeoja yang diduga kekasihnya dengan gemas.

Disepanjang perjalanan, yeoja yang memiliki rambut berwarna merah itu tak pernah berniat untuk menarik kepalanya dari bahu kekasihnya yang tak pernah menghilangkan senyuman kebahagiaan diwajahnya. Tiffany terlalu nyaman menyandarkan kepalanya dibahu Taeyeon, kekasihnya yang sangat ia cintai.

“ Taetae.. oddigayo? “ tanyanya memecahkan keheningan, membuat yeoja disampingnya sekilas menoleh ke arah Tiffany dan memperlihatkan senyuman manisnya.

“ Molla.. “ jawabnya ringan, membuat Tiffany mendongakkan kepalanya untuk menatap Taeyeon dengan bingung. “ Wae?? Aku hanya ingin menghabiskan jam istirahatku yang hanya beberapa jam bersamamu, Ppany~ah “

“ Yahh!! “. Tiffany menepuk lengan Taeyeon, saat kekasihnya memanggil Tiffany dengan ‘Ppany’. Sejak dulu, Tiffany selalu jengkel pada orang-orang yang tak bisa mengeja namanya dengan baik tak terkecuali kekasihnya sendiri. Namun, hal itu justru membuat Taeyeon senang. Dan memang pada dasarnya, Taeyeon menyukai semuanya yang ada pada diri Tiffany. Taeyeon senang melihat Tiffany kesal, karna bibir kekasihnya itu pasti akan mengerucut dan itu sangat lucu. Sedetik kemudian Taeyeon tertawa renyah, serenyah snack yang selalu mereka habiskan dimalam hari saat salah satu di antara mereka mengalami insomnia.

“ Haruskah kita menghentikan mobil di bahu jalan ini? Kita bisa melihat sunset sebentar lagi “ tanya Taeyeon antusias, layaknya anak kecil yang begitu girang meminta izin kepada ommanya untuk menghentikan laju mobil mereka hanya untuk melihat sunset.

Tiffany menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis, lalu ia mengecup singkat pipi Taeyeon. Hingga tak lama kemudian, mobil yang dinaiki kedua yeoja itu berenti dipinggir bahu jalan. Tiffany memutar tubuhnya, sehingga membelakangi Taeyeon. Sedangkan Taeyeon, spontan memberikan back hug yang hangat pada Tiffany. Mengecup kecil bahu kekasihnya yang mulus dan begitu harum.

“ Sunset itu sangat cantik “ bisik Taeyeon yang terasa menggelitik telinga Tiffany, membuat yeoja yang memiliki senyuman eyes smile itu bergidik geli. “ Terlebih jika aku melihat sunset itu dengan yeoja yang tak kalah cantiknya sepertimu, Tiffany Hwang “ sambung Taeyeon, membuat Tiffany terkikik dan blushing sekaligus.

“ So cheesy, Taetae.. saranghae “. Tiffany melirik ke arah Taeyeon, membuat pandangan mereka bertemu. “ I love you.. “ sambung Tiffany yang perlahan mengangkat salah satu tangannya untuk mengelus pipi Taeyeon lembut.

“ Hm.. Ilove you more, Tiffany. I Think, i cant live without you. Terdengar berlebihan memang, tetapi aku benar-benar tak tau apa yang akan aku alami jika aku jauh darimu. Atau–..“.

“ Ssstt.. “. Tiffany menyimpan jari telinjuknya dibibir Taeyeon. “ Aku disini, Taetae.. sampai kapanpun, lihatlah aku. Aku ada disampingmu, bahkan kau akan sering menemukan diriku yang berada dihadapanmu, seperti saat ini “ lanjut Tiffany sambil tersenyum.

Melihat lengkungan kedua sudut bibir kekasihnya bergerak ke atas Taeyeon ikut tersenyum manis. Taeyeon benar-benar sangat bahagia dan bersyukur sekaligus, karna tuhan mempertemukan dirinya dengan Tiffany. Membukakan kedua pintu hati mereka hingga memutuskan untuk melepas status lajang keduanya menjadi ‘ sedang menjalin hubungan’ dengan saling menyayangi, mencintai dan melengkapi satu sama lain.

“ Yakso, Ppany? “

“ Yaksoke, Taetae.. “

Perlahan, taeyeon mendekatkan wajahnya pada wajah yeoja dihadapannya. Kedua mata mereka semakin memperlihatkan pancaran cinta disana, semakin dalam dan dalam hingga sekejap kedua dari mereka memejamkan matanya saat merasakan bibir mereka saling bersentuhan. Baik taeyeon maupun Tiffany, memberikan kecupan lembut yang perlahan mampu memabukkan mereka. Memberikan sensasi yang luar biasa bersamaan dengan intensitas ciuman mereka yang semakin dalam dan liar, desahan tertahan pun terdengar dari Tiffany saat Taeyeon mengeksplor lidahnya di dalam rongga mulut Tiffany.

 

 

Taeyeon tersadar dari pikirannya saat mobil yang membawanya berhenti didepan sebuah lobby apartment mewah di daerah distrik gangnam, hingga tak lama kemudian beberapa bodyguard keluar dari mobil di ikuti Taeyeon . Dalam sehari penuh itu, bodyguard utusan Seohyun senantiasa terus berada disamping Taeyeon.

“ Terimakasih ahjussi “. Taeyeon membungkukkan sedikit tubuhnya pada seorang supir kepercayaan managementnya itu, lalu ia segera melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam gedung pencakar langit tersebut.

Disepanjang Taeyeon melangkahkan kakinya, tak lelahnya yeoja itu terus menghela nafas. Terus terang ia banyak-banyak bersyukur bahwa apa yang dibayangkannya untuk hari ini tak sesulit itu, bahkan Seohyun mempermudah semuanya dan menjanjikan kehidupannya yang lebih aman dan nyaman lagi.

Kini yang Taeyeon pikirkan hanya tentang Tiffany, hubungannya dengan Tiffany yang masih abu-abu untuk saat ini. Berbagai kemungkinan dan ketakutan berkelit dikepalanya. Hingga akhirnya, pintu lift terbuka dan ia kembali melangkahkan kakinya untuk sampai di kamar apartmentnya.

Saat Taeyeon hampir sampai di depan apartmentnya, ia menghentikan langkahnya beberapa meter dari sana. Yeoja mungil itu mengerutkan keningnya, saat melihat pintu apartmentnya terbuka. Pikiran tentang kekasihnya yang datang kesana terlintas dibenak Taeyeon, namun benarkah itu Tiffany?? Pasti itu Tiffany, karna hanya kekasihnya lah yang bisa datang dan pergi dari apartmentnya. Tak ada yang mengetahui password apartmentnya selain Tiffany.

Merasa bahagia, Taeyeon berlari kecil masuk ke apartmentnya bersamaan dengan seringaian lucunya. Ia benar-benar merindukan Tiffany dan ingin segera memeluknya serta meminta maaf padanya. Namun, sekejap Taeyeon menghentikan langkahnya saat ia sudah benar-benar masuk ke dalam apartmentnya.

“ AAAKkkkhhh!!!! “

.

.

“ Fany~ah.. “ panggil Hyoyeon sekilas melirik ke arah Tiffany yang duduk disampingnya. Setelah ia pulang membawa sarapan untuk mereka, mendadak Tiffany menjadi sangat pendiam, sama seperti saat ini. Disepanjang perjalanan Hyoyeon mengemudikan mobil sportnya, tak ada satu kata apapun yang keluar dari mulut Tiffany, yang terdengar hanya helaan nafas dari sosok sahabatnya itu.

Tak lama kemudian, ponsel Hyoyeon berdering membuat pemiliknya bergegas menyambungkan panggilan dengan handsfree yang menggantung ditelinganya.

“ Yeobseyo? “

“ … “

“ Ne, Fany ada bersamaku. Waeyo Yoong? “. Mengetahui panggilan tersebut dari orang yang dikenalnya, Tiffany memandang sahabatnya penasaran. Namun hal itu tak berlangsung lama, sebelum akhirnya Tiffany mengalihkan pandangannya lagi keluar jendela.

“ … “

“ Ahh.. mungkin baterai ponselnya low–.. “

“ … “

“ Mwo?? “. Sekali lagi, Tiffany menoleh ke arah Hyoyeon dan mencoba membaca arti dari air muka sahabatnya itu. “ Arrasseo, kami sudah berada di perjalanan pulang. Ne.. “

Detik selanjutnya, Hyoyeon melepaskan handsfree ditelinga tanpa membuyarkan konsentrasinya. “ Kau penasaran? “ tanya Hyoyeon sekilas menoleh ke arah Tiffany sambil tersenyum

“ Waeyo? “. Tiffany tersenyum sambil memainkan ponselnya yang mati total.

“ Sepupumu.. “

 

 

Terdengar derap langkah kaki terbirit-birit disepanjang koridor sebuah mansion yang sangat megah. Tiffany berlari kecil disana di ikuti Hyoyeon dibelakangnya, hingga tak lama kemudian kedua dari mereka sudah sampai di salah satu kamar yang cukup luas.

“ Jessie!! “. Tiffany berhambur ke tepi tempat tidur pemiliknya, saat melihat sepupunya terbaring lemah disana ditemani Yoona yang senantiasa menemani kekasihnya itu. bagaimanapun Jessica bersikap pada Tiffany, yeoja pemilik mata bulan sabit itu tetap menyayangi sepupunya. No more. Baginya, Taeyeon dan Jessica sama-sama sangat berharga bagi dirinya.

“ Tiff.. “ panggil Jessica lirih

“ Gwenchana? “ tanya Tiffany khawatir, seraya mengelus kepala Jessica lembut. Lalu pandangannya beralih ke arah Yoona, “ Bagaimana bisa Jessie tenggelam di kolam renang, Yoong?? “ lanjutnya

“ Aku sudah mengingatkannya untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu sebelum berenang, tetapi dia tak mendengarku dan beberapa menit ia sudah berada di dalam air.. Sica mengalami kram otot di kakinya “ ungkapnya di sertai bibirnya yang perlahan mengerucut, membuat Tiffany menghela nafas.

“ Apa dokter sudah memeriksamu, hm? “ tanya Tiffany yang kembali berfokus pada yeoja yang terbaring dibawahnya.

“ Yah, mengapa pertanyaanmu itu seolah aku bukan kekasih yang perhatian pada Jessica-ku, eoh? Aku sudah membawa dokter terbaik ke sini. Hanya saja, dokter itu sudah lebih dulu pergi dibanding menunggumu datang “ rajuk Yoona, membuat Jessica menoleh ke arahnya dan memberikan death glare yang justru sangat menggemaskan.

“ Ehem.. ada yang terabaikan “ celetuk Hyoyeon yang sedari tadi berdiri dibelakang Tiffany, membuat ketiga orang itu menoleh ke arahnya dan terkikik.

Tak lama kemudian, seorang butler hadir di antara mereka dan terlihat panik.

“ Waeyo? “ tanya Yoona penasaran.

“ Ada panggilan untukmu, Tiffany-ssi “ jawab butler itu sopan. Dengan cepat, Tiffany meraih telepon wireless di kamar Jessica dan menerima panggilan tersebut sambil berjalan menuju balkon kamar tersebut.

“ Yeobseyo?? “

 

“ P-p-ppany.. P-ppany~ah–… “

Tutt… tuut..

“ T-taetae?? Yeobseyo?? Taeyeon!??? “

 

TBC



Viewing all articles
Browse latest Browse all 206

Trending Articles